Bisnis.com, JAKARTA – Reli bursa saham Jepang berakhir pada perdagangan hari ini, Kamis (27/4/2017), setelah keputusan kebijakan bank sentral negara tersebut hanya memberi sedikit dukungan di saat para investor masih mencermati rencana pajak pemerintah Amerika Serikat (AS).
Indeks Topix hari ini dibuka dengan pelemahan 0,36% atau 5,50 poin di level 1.531,91 dan berakhir turun tipis 0,05% atau 0,74 poin ke 1.536,67.
Dari 1.995 saham pada indeks Topix, 1.202 saham di antaranya menguat, 668 saham melemah, dan 125 saham stagnan.
Adapun indeks Nikkei 225 ditutup turun 0,19% atau 37,56 poin ke level 19.251,87, setelah dibuka melemah 0,43% atau 83,84 poin di 19.205,59.
Sebanyak 99 saham menguat, 113 saham melemah, dan 13 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.
Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang melorot 1,49% menjadi penekan utama terhadap laju negatif Nikkei, diikuti oleh FANUC Corp. yang drop 2,08%, Astellas Pharma Inc. yang anjlok 3,13%, dan Denso Corp. yang merosot 1,25%.
Baca Juga
Sementara itu, nilai tukar yen siang ini terpantau melemah 0,19% atau 0,21 poin ke 111,27 pada pukul 14.20 WIB, setelah kemarin ditutup menguat tipis 0,02% di posisi 111,06.
Bursa saham Jepang telah mengawali hari ini dengan pelemahan di tengah keraguan seputar kemampuan Presiden AS Donald Trump untuk meralisasikan rencana kebijakannya.
Rencana perombakan pajak di Amerika Serikat (AS) yang banyak diantisipasi, termasuk usulan pemangkasan yang akan menguntungkan bisnis, termasuk kelas menengah dan individu berpenghasilan tinggi tertentu, meninggalkan ketidakpastian tentang mekanisme pembayarannya.
Sementara itu, dalam pertemuan kebijakan yang berakhir hari ini, BoJ memutuskan untuk mempertahankan stimulus moneternya serta menurunkan proyeksi inflasinya.
Pekan lalu, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda menyatakan bahwa kebijakan akomodatif dan pembelian aset akan berlangsung untuk beberapa lama mengingat masih cukup lemahnya tingkat inflasi.
“BOJ tidak terlihat sebagai alasan bagi pasar untuk bergerak. Laporan keuangan di AS terlihat variatif, dan setelah reli saham Jepang akhir-akhir ini pergerakan saham tidak memiliki alasan baru untuk tetap naik. Gerak yen pun terlihat terbatas hari ini,” ujar Masaaki Yamaguchi, equity market strategist Nomura Holdings Inc., seperti dikutip dari Bloomberg.