Bisnis.com, JAKARTA--PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. menyiapkan dana investasi sekitar US$100 juta untuk ditanamkan dalam perusahaan sektor infrastruktur dan konsumer.
Direktur Keuangan Saratoga Investama Sedaya Jerry Ngo mengatakan alokasi dana investasi pada tahun ini hampir sama dengan realisasi beberapa tahun terakhir, yakni sebesar US$100 juta.
Pada kesempatan yang sama, Direkur Hubungan Investor Saratoga Investama Sedaya Albert Saputro menuturkan saat ini perseroan berinvestasi dalam 23 perusahaan, 11 di antaranya merupakan perusahaan publik dan 12 lainnya perusahaan tertutup. Perseroan juga belum memiliki rencana untuk membawa perusahaan private melepas saham di Bursa Efek Indonesia dalam waktu dekat.
"Tahun ini kami mungkin tambah 2-3 perusahaan baru. Kuartal I/2017 sudah tambah satu perusahaan," ucapnya, Rabu (26/4).
Pada kuartal I/2017, emiten berkode saham SRTG ini mengakuisisi sebagian saham perusahaan yang bergerak di bisnis obat-obatan herbal, yakni PT Deltomed Laboratories. Nilai akuisisi produsen Antangin dan OB Herbal itu mencapai Rp85,75 miliar.
Selain akuisisi perusahaan baru, emiten berkode saham SRTG ini juga membuka peluang untuk memperbesar penyertaan modal dalam perusahaan yang sudah masuk dalam portofolio investasi Saratoga.
Albert menambahkan dari nilai aktiva bersih Rp20,7 triliun, 52% portofolio investasi SRTG mengalir ke sektor sumber saya alam. Adapun porsi investasi sektor infrastruktur sebesar 37% dan investasi sektor konsumer hanya 11%.
"Kami mau rebalancing. Ke depan fokus investasi ke sektor infrastruktur dan konsumer," ucapnya.
Direktur Portofolio Saratoga Investama Sedaya Andi Esfandiari menambahkan fokus perseroan untuk membidik peluang investasi dalam perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur sejalan dengan program pemerintah untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur.
Tak hanya melirik peluang investasi jalan tol, Saratoga juga mendalami proyek kelistrikan yang digarap oleh PT Adaro Energy Tbk. dan PT Medco Power Indonesia.
"Tahun ini optimistis banyak peluang investasi. Tahun lalu itu dari 102 peluang, yang close hanya dua," pungkasnya.