Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Lepas Stok, Harga Karet Kian Melemah

Harga karet melanjutkan penurunan dalam lima sesi perdagangan terakhir seiring dengan langkah Thailand yang melepas persediaan ke pasar dan lesunya permintaan China.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga karet melanjutkan penurunan dalam lima sesi perdagangan terakhir seiring dengan langkah Thailand yang melepas persediaan ke pasar dan lesunya permintaan China.

Pada perdagangan Kamis (20/4/3017) pukul 12:31 WIB di bursa Tokyo, harga karet meluncur 3 poin atau 1,48% menjadi 200 yen (US$1,83) per kg. Sepanjang tahun berjalan, harga merosot 12,6%.

Masayo Kondo, president Commodity Intelligence di Tokyo, menyampaikan harga karet terus menurun sejak Thailand melepas persediaannya ke pasar dalam jumlah besar. Namun, ada peluang penurunan harga memicu aksi beli.

"Harga di pasar berjangka sudah oversold dibandingkan pasar fisik, sehingga dapat memicu pembelian," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/4/2017).

Komoditas karet juga tertekan pelemahan permintaan China, sebagai konsumen terbesar di dunia. Sentimen ini terlihat dari menumpuknya stok di pelabuhan.

Stok komoditas karet di Pelabuhan Qingdao misalnya, sepanjang April hingga Senin (17/4/2017), naik menjadi 220.000 ton. Ini merupakan level tertinggi sejak 27 Mei 2016. Per 31 Maret 2017, jumlah stok karet mencapai 197.900 ton.

Sebelumnya pada 30 Maret 2017, Rubber Authority of Thailand memberikan pernyataan resmi akan membersihkan stok karet pada Mei 2017. Harga karet kemungkinan berada di dalam kisaran 60 baht-70baht (US$1,75-US$2,04) per kg pada April 2017.

Sejauh ini, karet yang sudah terjual mencapai 150.000 ton atau senilai 1 miliar baht (US$29,15 juta).

Rubber Authority of Thailand kini mengusulkan kepada pemerintah untuk menjaga ongkos ekspor sebesar 2 baht (US$ 6 sen )per kg. Hal ini bertujuan agar harga karet bisa stabil di kisaran 70 baht - 80 baht (US$2,04-US$2,33) per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper