Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MODAL KERJA: PNM Berencana Terbitkan Obligasi Rp2,5 Triliun

Korporasi pembiayaan non-bank, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp2,5 triliun yang terdiri dari dua tahap pada 2017.

Bisnis.com, JAKARTA-Korporasi pembiayaan non-bank, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp2,5 triliun yang terdiri dari dua tahap pada 2017.

Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja mengatakan, perseroan mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun pada Juni dan Rp1,5 triliun pada November 2017. “Kalau Juni, bisa pakai audited report Desember,” katanya, ketika ditemui belum lama ini.

Penerbitan obligasi itu akan dilakukan sebagai bagian dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target dana Rp4 triliun dalam kurun 2017-2018. Sisa PUB itu, sekitar Rp1,5 triliun, akan diterbitkan oleh PNM pada 2018.

Parman mengatakan, PNM mendapatkan restu dari Kementerian BUMN selaku kuasa perwakilan pemegang saham untuk menerbitkan obligasi senilai maksimal Rp4 triliun. “Kami lagi proses audit sekarang. Tergantung nanti dari Pefindo bagaimana, rating-nya bagaimana,” katanya.

Dana hasil penerbitan itu akan digunakan oleh PNM untuk modal kerja penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perseroan. Pada 2017, perusahaan menargetkan penyaluran pembiayaan baru sekitar Rp5,4 triliun atau meningkat dibandingkan dengan realisasi pada 2016.

Pembiayaan itu antara lain untuk program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) atau sebuah layanan pinjaman modal untuk usaha mikro dan kecil yang disertai bimbingan untuk mengembangkan usahanya

Selain itu, pembiayaan itu juga ditujukan untuk program Membina Keluarga Sejahtera (Meekar) yang menyasar wanita prasejahtera yang menjadi tulang punggung keluarga di kawasan perkotaan atau pedesaan sebagai nasabah.

Khusus untuk Meekar, PNM menargetkan jumlah nasabah sebanyak 2 juta orang pada 2017. Sebagian dari peserta program pembiayaan itu merupakan ibu rumah tangga yang masih dikategorikan belum sejahtera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper