Bisnis.com, JAKARTA--PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) merombak jajaran komisaris dan direksi perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan hari ini, Jumat (24/3/2017) di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta.
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis perseroan pada Jumat (24/3/2017), RUPSLB menyetujui pengunduran diri Andy Kesuma Natanael dari posisinya sebagai direktur perseroan serta menyetujui perubahan jabatan serta pengangkatan direktur baru.
Perseroan mengangkat dua pejabat baru perseroan, yakni LH Freddy Chan sebagai wakil direktur utama dan Cuncun M. Wijaya Wibowo sebagai direktur.
Dengan demikian, susunan pengurus perseroan menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
§ Luntungan Honoris sebagai Komisaris Utama
§ Oscar Jaro Tavera, sebagai Komisaris
§ Edwyn Lim, sebagai Komisaris
§ Nita Tanawidjaja, sebagai Komisaris Independen
§ Iwan Suryawijaya, sebagai Komisaris Independen
Direksi
§ William Honoris, sebagai Direktur Utama
§ LH Freddy Chan, sebagai Wakil Direktur Utama
§ Cuncun M. Wijaya Wibowo, sebagai Direktur
§ Dharma Mitra, sebagai Direktur
Pengumuman mengenai hasil keputusan RUPSLB perseroan tersebut akan diiklankan pada hari Rabu tanggal 29 Maret 2017.
Tahun ini, MDLN menargetkan dapat meraih pendapatan pra penjualan (marketing sales) sebesar Rp4,3 triliun. Adapun, realisasi marketing sales tahun 2016 lalu sebesar Rp4,58 triliun. Pencapaian marketing salesMDLN tahun 2016 lalu melebihi target awal.
"Tahun lalu kami menargetkan marketing sales sekitar Rp4,2 triliun, namun pencapaiannya melebihi target," ujar Cuncun Wijaya, Corporate Secretary PT Modernland Realty Tbk.
Tahun ini, Modernland Realty akan mengandalkan proyek Jakarta Garden City (370 hektar) di Jakarta Timur sebagai motor utama marketing sales. Rencananya akan diluncurkan empat proyek baru di tahun 2017.
Selain Jakarta Garden City, MDLN mengandalkan kawasan industri Modern Cikande Industrial Estate (MCIE) di Serang, Banten. Manajemen MDLN memperkirakan, residensial menyumbang marketing sales sebesar Rp3 triliun. Sementara lahan industri menyumbang selebihnya, yakni senilai Rp1,3 triliun.
