Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA 24 FEBRUARI: Masih Terbebani Aturan Manajemen Aset dan Pajak Properti

Pergerakan bursa saham China melanjutkan pelemahannya pada perdagangan pagi ini, Jumat (24/2/2017), di saat wacana aturan manajemen aset yang baru dan pajak properti membebani pasar.
Bursa China./Bloomberg
Bursa China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham China melanjutkan pelemahannya pada perdagangan pagi ini, Jumat (24/2/2017), di saat wacana aturan manajemen aset yang baru dan pajak properti membebani pasar.

Indeks Shanghai Composite melemah 0,30% atau 9,59 poin ke level 3.241,78 pada pukul 10.26 WIB, setelah dibuka turun 0,14% atau 4,52 poin di posisi 3.246,86.

Adapun pada perdagangan Kamis (23/2), indeks Shanghai berakhir melemah 0,30% atau 9,84 poin ke posisi 3.251,38.

Dari 1.257 saham yang terdaftar pada indeks Shanghai Composite pagi ini, 492 di antaranya menguat, 634 melemah, sedangkan 131 saham bergerak stagnan.

Saham PetroChina Co. Ltd. yang melorot 1,21% menjadi penekan utama terhadap pelemahan indeks Shanghai siang ini, diikuti oleh China Petroleum & Chemical Corp. yang merosot 1,36%, China Life Insurance Co. Ltd. yang melemah 1,14%, dan Agricultural Bank of China Ltd. yang turun 0,61%.

Sejalan dengan indeks Shanghai, pergerakan indeks CSI 300 di Shenzen lanjut melemah 0,27% atau 9,45 poin ke level 3.463,87 pagi ini.

Sebelumnya indeks CSI dibuka turun 0,13% atau 4,36 poin di posisi 3.468,96.

Seperti dilansir Reuters (23/2), bank sentral China beserta badan pengawas keuangan lainnya menyusun kerangka universal untuk pengawasan pada industri manajemen aset.

Pihak regulator keuangan China dilaporkan telah menyebarkan draft kerangka aturan baru bagi industri manajemen aset yang booming di negara tersebut.

“Kebijakan itu utamanya membebani sentimen investor mengingat mayoritas modal tidak mengalir ke pasar saham,” ujar Cao Xuefeng, kepala riset Huaxi Securities.

Para investor juga menarik diri dari saham real estate dan sektor yang terkait dengan konstruksi, menyusul pemberitaan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan perluasan pajak properti.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper