Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA JEPANG 14 FEBRUARI: Gubernur BOJ Beri Pernyataan Kebijakan, Nikkei & Topix Fluktuatif

Bursa saham Jepang bergerak fluktuatif pada perdagangan pagi ini, Selasa (14/2/2017), menyusul pernyataan Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda.
Bursa Jepang/Reuters
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang bergerak fluktuatif pada perdagangan pagi ini, Selasa (14/2/2017), menyusul pernyataan Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan penguatan 0,32% atau 5,02 poin di level 1.559,22 dan turun 0,14% atau 2,15 poin ke 1.552,05 pada pukul 09.22 WIB.

Dari 1999 saham pada indeks Topix, 1091 saham di antaranya menguat, 743 saham melemah, dan 165 saham stagnan.

Pada perdagangan Senin (13/2), indeks Topix ditutup menguat 0,49% atau 7,64 poin ke posisi 1.554,20.

Pada saat yang sama, indeks Nikkei 225 turun 0,15% atau 30,10 poin ke level 19.429,05 setelah dibuka dengan kenaikan 0,10% atau 19,71 poin di level 19.478,86.

Sebanyak 103 saham menguat, 112 saham melemah, dan 10 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Daikin Industries Ltd. yang drop 2,40% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei pada perdagangan pagi ini, diikuti oleh FANUC Corp. yang melorot 1,15%, Nikon Corp. yang terjerembab 13,49%, dan Terumo Corp. yang merosot 1,86%.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau melemah tipis 0,02% atau 0,02 poin ke 113,75 per dolar AS pada pukul 09.43 WIB.

Seperti dilansir Reuters hari ini, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda hari ini menyatakan bahwa bank sentral Jepang tersebut tidak akan mengubah target imbal hasil obligasinya hanya karena kenaikan tingkat suku bunga jangka panjang global.

“Kebijakan moneter kami diterapkan semata-mata demi tujuan menarik ekonomi Jepang keluar dari deflasi serta mencapai inflasi 2% secepat mungkin,” papar Kuroda kepada parlemen.

Di bawah kerangka kebijakan baru yang digunakan pada September, BOJ saat ini menerapkan suku bunga jangka pendek di minus 0,1% dan yield obligasi pemerintah 10 tahun sekitar nol persen.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper