Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi semen milik negara, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk., membukukan penjualan semen 128.416 ton pada Januari 2017 atau meningkat 23% dibandingkan dengan realisasi pada Januari 2016.
Sekretaris Perusahaan Semen Baturaja Zulfikri Subli mengatakan penjualan di Sumatera Selatan tumbuh 21% menjadi 82.625 ton, Lampung tumbuh 21% menjadi 39.898 ton, Jambi tumbuh 256% menjadi 3.209 ton dan Bengkulu tumbuh 17% menjadi 2.685 ton.
“Di saat yang sama, demand semen secara nasional di Januari turun 2,3%, total Sumatera turun 6,3%. Sumatera Selatan dan Lampung hanya tumbuh 2,6% dan 5,3%. Secara perlahan, kami merebut pasar semen pesaing dan meningkatkan market share di Sumatera bagian Selatan (Sumsel, Lampung, Jambi, Bengkulu),” paparnya, Senin (13/2).
Menurutnya, penjualan semen curah perseroan akan meningkat seiring dengan sejumlah proyek pembangunan di wilayah Sumatera bagian Selatan, termasuk proyek yang dibangun untuk kegiatan Asian Games pada 2018.
“Asia Games akan berlangsung tahun depan sehingga pembangunan sarana penunjang event akbar tersebut seperti LRT Palembang, flyover, properti dan lain-lain akan terus digenjot,” papar Zulfikri.
Sementara itu, untuk penjualan semen sak atau ritel, perusahaan akan fokus memberikan kemudahan kepada distributor dalam hal pembiayaan, mencari ceruk pasar baru dan merebut pasar semen pesaing melalui anak usaha perseroan, PT Baturaja Multi Usaha.
“Dengan meningkatnya penjualan, kami juga fokus menambah dan memperbaiki sistem logistik dan distribusi untuk menjamin kelancaran aliran barang,” paparnya.
Di samping itu, dengan meningkatnya persaingan harga, Semen Baturaja berencana menggejot efisiensi dalam proses produksi seperti menggunakan batubara berkalori rendah, migrasi jaringan listrik dengan tarif lebih rendah dan memanfaatkan Pabrik Baturaja II yang lebih efisien yang rencananya akan beroperasi pada Juni 2017.
Seperti diketahui, pabrik baru itu memiliki kapasitas produksi sebesar 1,85 juta ton per tahun. Dengan beroperasinya pabrik tersebut, kapasitas terpasang seluruh pabrik milik emiten berkode saham SMBR itu menjadi 3,85 juta ton per tahun.
“Tahun ini kami menargetkan volume penjualan sebesar 2,01 juta ton atau tumbuh 23% dibanding tahun 2016 sebesar 1,63 juta ton,” paparnya.