Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bumi Serpong Damai (BSDE) Patok Target Marketing Sales Naik 16%, Ini Kata Analis

Analis Mandiri Sekuritas menilai target marketing sales yang ditetapkan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) tahun ini senilai Rp7,2 triliun, atau meningkat 16% dari capaian tahun lalu Rp6,2 triliun, cukup rasional dan dapat direalisasikan.

Bisnis.com, JAKARTA— Analis Mandiri Sekuritas menilai target marketing sales yang ditetapkan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) tahun ini senilai Rp7,2 triliun, atau meningkat 16% dari capaian tahun lalu Rp6,2 triliun, cukup rasional dan dapat direalisasikan.

Analis Mandiri Sekuritas Ferdy Wan mengatakan, target BSDE tersebut terutama ditopang dengan membidik penjualan dari segmen rumah seharga Rp1 miliar hingga Rp2 milair.

Dari target tersebut, anak usaha patungan (JV) dengan Mitsubishi Rp840 miliar sudah termasuk di dalamnya.

“Kami masih tetap meyakini BSDE dapat mencapai target marketing sales, karena perusahaan mendapatkan transaksi JV Mitsubishi senilai Rp840 miliar dan penjualan lahan ke JV jalan tol senilai Rp600 miliar-Rp800 miliar,” tulisnya dalam riset Mandiri Sekuritas, Rabu (8/2/2017). 

Ferdy mengatakan, ketika JV Mitsubishi dan JV jalan tol memberikan keyakinan terhadap pencapaian target marketing sales, penjualan program price amnesty sekitar Rp2,1 triliun thaun lalu seharusnya dapat memberikan kepastian terhadap laba karena emiten bisa mendapaatkan penjualan langsung dari persediaan.

Ferdy mengatakan, Mandiri Sekuritas masih tetap menilai positif terhadap kinerja emiten yang menawarkan risiko minimum baik dari sisi marketing sales dan laba untuk sepanjang 2017.  Mansek memberi rekomendasi buy untuk saham BSDE.

Saham BSDE sedang naik (bullish) dengan pola inverted head and shoulders yang menunjukkan rentang pergerakan (support-resistance) jangka pendek pada Rp1.800-Rp2.100.

“Kami masih tetap merekomendasi BUY untuk saham emiten dengan TP Rp2.570. Saham emiten ditransksikan pada valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) FY17F sebesar 13,7x dan terdiskon 60% terhadap nilai aset bersih (NAV). Risiko kunci adalah ketidakpastian terhadap pajak lahan menganggur,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper