Bisnis.com, JAKARTA— Mandiri Sekuritas memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) di akhir 2017 ada di level 5.800.
Riset Mandiri Sekuritas memaparkan memprediksi IHSG akan berada pada 5.800 pada akhir 2017, dengan kenaikan yang sepenuhnya didukung oleh pertumbuhan laba per saham (EPS). Adapun, skenario dasar, diprediksi ada penurunan tipis pada rasio harga saham per laba prediksian (forward PE ratio) menjadi 14,8x.
Di sisi lain, skenario optimistis Mandiri Sekuritas memprediksi IHSG dapat menutup tahun ini pada 6.100, tetapi dapat turun menjadi 4.925 jika belanja fiskal mengecewakan dan yield obligasi pemerintah AS naik lebih tinggi daripada prediksi
Adrian Joezer, analis Mandiri Sekuritas mengungkapkan tahun 2017 dapat menjadi kisah dua babak, dengan angin angin buritan (angin turutan/tailwinds) dari harga komoditas dan kondisi amnesti pajak yang akan menguntungkan pada semester I/2017. Sedangkan risiko fiskal dan eksternal akan membebani semester II/2017.
Dia menilai, stimulus fiskal, nilai tukar mata uang yang stabil, dan inflasi yang terkendali merupakan hal penting yang dapat mendukung kondisi pasar saham Indonesia ketika pelonggaran moneter tidak terjadi. Adapun, percepatan pertumbuhan dapat mendukung indeks, tetapi bukan tanpa adanya angin haluan (angin muka/headwinds).
“Kami lebih memilih saham defensif dan beberapa saham seleksi siklus/konstruksi untuk berkinerja lebih tinggi (outperform) dari pasar,” katanya dalam riset, Senin (167/1/2017).
Mandiri Sekuritas memilih saham berkapitalisasi pasar besar, yaitu merekomendasi saham defensif (GGRM, INDF, TLKM) yang menunjukkan volatilitas laba yang terbatas. Selain itu, juga beberapa saham pilihan di sektor konstruksi, siklusan, dan perbankan (PTPP, WIKA, MAPI, SCMA, BBTN) untuk mendapatkan eksposur pertumbuhan.