Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga emas Comex menguat ke level tertingginya dalam lebih dari tujuh pekan pada perdagangan siang ini, Kamis (12/1/2017), seiring kian melemahnya dolar AS setelah konferensi pers Donald Trump hanya memberikan sedikit kejelasan seputar kebijakan fiskalnya.
Harga emas Comex kontrak Februari 2017 menguat 0,29% atau 3,50 poin ke US$1.200,10 per ounce pada pukul 14.29 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 0,46% atau 5,50 poin di US$1.191,10 per ounce.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,61% atau 0,620 poin ke level 101,160, setelah dibuka turun tipis 0,01% atau 0,010 poin di posisi 101,770.
Dalam konferensi pers pertamanya sejak terpilih sebagagai Presiden AS, Trump tidak memaparkan detail rencana pemotongan pajak dan belanja infrastruktur.
Kampanye Trump untuk pemotongan pajak dan belanja infrastruktur sebelumnya telah mendorong bursa saham AS dan dolar, sekaligus memicu penjualan pada obligasi. Namun, pernyataan proteksionismenya telah menahan para investor untuk mengambil risiko.
“Terdapat ketidakpastian dalam kebijakan Trump dan kenaikan dolar juga diragukan oleh pasar,” ujar Analis Argonaut Securities Helen Lau, seperti dilansir Reuters hari ini.
Menurut Analis HSBC Politics James Steel, kondisi politik tampaknya mempengaruhi pasar emas serta memainkan peran terhadap arah harga jangka pendek.
Sejalan dengan penguatan emas, harga perak kontrak Maret 2017 menguat 0,25% atau 0,042 poin ke US$16,870 per ounce, setelah dibuka dengan pelemahan 0,34% atau 0,058 poin di posisi 16,770.
Pergerakan emas dan perak di Comex (Commodity Exchange):
Tanggal | Emas kontrak Februari 2017 US$/ounce | Perak kontrak Maret 2017 US$/ounce |
12/1/2017 (Pk. 14.29 WIB) | 1.200,10 (+0,29%) | 16,870 (+0,25%) |
11/1/2017 | 1.196,60 (+0,94%) | 16,828 (-0,12%) |
10/1/2017 | 1.185,50 (+0,05%) | 16,848 (+0,99%) |
9/1/2017 | 1.184,90 (+0,98%) | 16,683 (+0,99%) |
6/1/2017 | 1.173,40 (-0,67%) | 16,519 (-0,71%) |
Sumber: Bloomberg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
