Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Kamis (28/12/2016) di tengah pelemahan dolar AS, kenaikan harga komoditas dan dinantinya sejumlah data ekonomi domestik.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta memaparkan harga minyak mentah melanjutkan tren penguatannya, didukung pernyataan Venezuela yang akan ikut melakukan pemangkasan produksi mulai 2017.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury dan dollar index mulai kembali naik walaupun hanya tipis merespon consumer confidence index AS yang diumumkan naik signifikan. Akan tetapi, di sepanjang kuartal I/2017, peluang kenaikan FFR target lanjutan saat ini masih di bawah 50%.
Adapun, rupiahmenguat tipis di perdagangan Selasa walaupun mayoritas kurs di Asia terlihat melemah terhadap dolar. Dia menilai, fokus domestik dalam jangka pendek tertuju pada realisasi APBNP 2016 serta inflasi Desember 2016 yang akan dirilis 3 Januari 2017 mendatang dan diperkirakan turun.
“Pemerintah masih terus mendorong realisasi pendapatan walaupun realisasi belanja yang lebih rendah tidak terhindarkan di kuartal IV/2016 ini. Rupiah berpeluang tetap kuat hingga akhir minggu ini,” katanya dalam riset.
Pada sisi lain, kabar bangkrutnya Monte dei Paschi di Siena, bank terbesar ketiga Italia, belum memberikan efek negatif yang nyata terhadap pasar global. Ini ditunjukkan dari imbal hasil obligasi Italia terlihat masih bertahan di tren turun.