Bisnis.com, JAKARTA— Sinarmas Sekuritas memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Selasa (13/12/2016).
Tim riset Sinarmas Sekuritas memaparkan prediksi tersebut seiring dengan koreksi index global yang menanti pengumuman Fed Fund Rate pada hari Kamis dini hari. Pasar akan cenderung untuk profit taking dan mengambil posisi wait and see menanti statement/guidance yang akan disampaikan oleh Janet Yellen pada FOMC meeting bulan ini, di mana pergerakan indeks dolar AS akan tergantung dari statement Janet Yellen tersebut.
Dia memprediksi dolar AS akan cenderung bergerak sideways dengan penguatan secara terbatas seiring dengan depresiasi major currencies beberapa bulan terakhir (Euro, Japanese Yen, dan Australian Dolar). Adapun, dari sisi rupiah ada kemungkinan perlawanan seiring dengan ekspektasi masuknya dana repatriasi dari program Tax Amnesty.
Dari segi komoditas, 11 negara yang tidak tergabung dalam OPEC telah menyepakati untuk menurunkan tingkat produksi minyak dunia lebih dari 500.000 barrel per hari, di mana pembatasan supply ini akan memberi sentimen positif terhadap harga minyak dunia dan juga saham-saham di sektor oil and gas.
“Untuk sesi perdagangan hari ini, kami masih merekomendasikan sektor batu bara (ADRO, PTBA, UNTR) seiring dengan kelanjutan dari rebound harga acuan Newcastle (1,6%) dan Rotterdam (2,7%),” katanya dalam riset.
Sedangkan untuk sektor lain Sinarmas Sekuritas merekomendasikan untuk mengambil posisi wait and see menanti hasil pertemuan FOMC Kamis dini hari.
“Secara teknikal, IHSG diprediksi bergerak di kisaran 5.245-5.330 dengan saham buy on weakness INTP, INDF, TELE, dan BWPT.”