Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi penguatan rupiah masih bertahan pada perdagangan Kamis (1/12/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memaparkan OPEC akhirnya sepakat memangkas produksinya mulai tahun depan bersama-sama dengan Rusia. Hal itu cukup untuk mendorong harga minyak brent untuk naik hampir 9% pada perdagangan semalam.
Sementara itu, indeks dolar AS mulai naik setelah beberapa saat tertekan. Adapun, pagi ini ditunggu indeks manufaktur dari berbagai negara, seprtti Tiongkok pagi ini yang diperkirakan naik, zona Euro sore nanti diperkirakan stabil, AS malam hari diperkirakan naik tipis.
Fokus akan langsung beralih ke data pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS yang datang Jumat malam dan diperkirakan naik tipis. Sentimen penguatan dolar berpeluang segera kembali.
Pada sisi lain, rupiah menguat pada perdagangan kemarin mengikuti kurs di Asia yang sudah menguat lebih dulu semenjak awal minggu. Menguatnya harga minyak bisa memberikan tambahan dorongan penguatan kepada rupiah walaupun penguatan indeks dolar AS yang mulai kembali bisa membatasi ruang apresiasi.
Fokus pagi ini tertuju pada inflasi November 2016 yang diperkirakan naik ke 3,48% YoY. Selepas inflasi perhatian akan beralih ke aksi demonstrasi Jumat besok yang walaupun berpeluang berlangsung damai, akan menjaga kekhawatiran di pasar keuangan.
“Naiknya pertumbuhan kredit Oktober 2016 serta membaiknya indeks manufaktur Indonesia November 2016 memberikan sinyal pertumbuhan PDB yang lebih baik pada kuartal IV/2016. Sentimen penguatan rupiah diperkirakan masih bertahan,” katanya dalam riset.