Bisnis.com, JAKARTA--Menguatnya PDB AS periode kuartal III/2016 sebesar 3,2% dapat menjadi basis penguatan dolar AS menuju level 102 bahkan lebih. Indeks dolar pada pukul 17:40 WIB meningkat 0,18% atau 0,18 poin menuju 101,11, atau naik 2,51% sepanjang tahun berjalan.
Pada Selasa (29/11) waktu setempat, Biro Statistik Ekonomi setempat melansir Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) preliminary periode kuartal III/2016 yang naik menjadi 3,2%, melampaui konsensus analis sebesar 3% dan PDB advance 2,9%. Sebagai informasi, data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir).
Dalam tanggal yang sama, rilis indeks kepercayaan konsumen periode Oktober 2016 juga meningkat ke 107,1 dari bulan sebelumnya 100,8. Sebelumnya konsensus memprediksi indeks hanya akan naik menjadi 101,3.
Adapun pada Jumat (2/12), pasar menunggu rilis data tenaga kerja AS periode November 2016. Data NFP diperkirakan meningkat menjadi 165.000 dari sebelumnya 161.000, sedangkan tingkat pengangguran stabil di posisi 4,9%.
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga, mengatakan nuansa kegelisahan sangat terasa di pasar negara berkembang menjelang rilis data ketenagakerjaan non pertanian (NFP) AS pada Jumat. Pasalnya, data NFP ini dapat memastikan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Desember.
Dolar AS terus mengalami penguatan, sehingga mata uang pasar berkembang rentan mengalami penurunan signifikan. Seperti yang terjadi pada USD--IDR yang melemah menuju 13560.
Walaupun sentimen terhadap negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini terus membaik, tekanan dapat terjadi di jangka pendek karena kombinasi antara spekulasi kenaikan suku bunga, menguatnya USD, dan isu seputar terpilihnya Trump membebani situasi pasar negara berkembang.
Sentimen terhadap USD kini sangat bullish yang terutama dipicu rilis data PDB kuartal III dalam waktu dekat. Di samping itu, melejitnya optimisme bahwa Donald Trump akan mendongkrak infrastruktur dan memangkas pajak, spekulasi peningkatan pertumbuhan AS pun melambung sehingga dapat mendukung inflasi.
"Walaupun peningkatan inflasi yang cukup kuat dapat menjadi katalis yang dibutuhkan Federal Reserve untuk meningkatkan suku bunga AS beberapa kali di tahun 2017, investor mungkin harus menunggu hingga rapat Fed Desember ini untuk mendapat kejelasan yang lebih pasti mengenai wacana hawkish ini," papar Lukman.
Indeks Dolar tetap sangat bullish pada rentang waktu harian karena secara konsisten level tertinggi yang lebih tinggi dan level terendah yang lebih tinggi. Level resistance sebelumnya, yaitu 101 dapat berubah menjadi level support dinamis yang dapat membuka jalan menuju 102 atau bahkan lebih tinggi lagi.
"Sentimen bullish tetap mendominasi selama indeks bertahan di atas 100," tambahnya.