Bisnis.com, JAKARTA— PT Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah masih akan tertekan pada perdagangan Rabu (30/11/2016) seiring tekanan permintaan dolar AS dan ketidakpastian demonstrasi 2 Desember.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan indeks dolar AS terus melemah hingga perdagangan semalam mengoreksi penguatan tajamnya yang dimulai dua minggu lalu. Bahkan revisi naik pertumbuhan PDB serta naiknya consumer confidence index AS gagal mengembalikan penguatan dollar index.
Adapun, harga minyak terkoreksi tajam menjelang pertemuan OPEC hari ini setelah Iran dan Irak masih belum sepakat mengenai jumlah pembatasan produksi minyaknya.
Sementara itu, rupiah masih tertekan ketika dolar AS mulai lemah di Asia dan ketika IHSG serta SUN menjalani momentum penguatannya pasca pelemahan tajam.
“Tekanan permintaan dolar yang biasanya tinggi di akhir bulan serta ketidakpastian atas demonstrasi pada Jumat mendatang diduga menjadi penyebab,” katanya dalam riset.
Namun demikian, dalam jangka pendek penguatan rupiah diperkirakan akan muncul sesaat.