Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi peluang pelemahan rupiah pada perdagangan Jumat (18/11/2016) terbuka.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memaparkan bahwa pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentiment global dan domestik. Dari global, inflasi AS Oktober 2016 diumumkan naik malam tadi dan itu bersamaan dengan pidato Yellen di depan Kongres AS yang cenderung hawkish - disampaikan bahwa FFR target bisa naik dalam waktu dekat.
Sementara itu, tidak ada respon berarti dari the Fed terhadap terpilihnya Trump walaupun kebijakan ekspansi fiskal di masa depan bisa mengubah pandangan the Fed nantinya. Indeks dolar AS dan imbal hasil US Treasury sama-sama naik hingga dini hari tadi sehingga berpeluang berikan tekanan ke pasar Asia hari ini.
Adapun, rupiah masih berhasil ditutup menguat walaupun dolar kuat kembali pasar Asia pada perdagangan Kamis. Pelemahan rupiah berpeluang kembali melihat indeks dolar AS yang menguat tajam semalam dan harga komoditas yang telah memulai tren turunnya.
“BI yang menahan BI RR rate di 4,75% semakin waspada terhadap ketidakpastian global walaupun memberikan komitmen kehadiran di pasar valas untuk jaga stabilitas rupiah,” katanya dalam riset.
Saat ini, fokus terhadap dinamika politik dalam negeri akan kembali dan berpeluang menambah ketidakpastian jangka pendek.