Bisnis.com, JAKARTA—Potensi kenaikan inflasi AS serta suku bunga oleh Federal Reserve (Fed), semakin mempersempit ruang penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Konsensus ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75% dalam pertemuan hari ini, setelah melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak enam kali mencapai 150 bps sepanjang tahun ini. Jika pemangkasan suku bunga dilakukan, maka risiko outflow semakin meningkat.
Sepanjang bulan ini, outflow asing di pasar saham domestik mencapai Rp6,6 triliun sedangkan di surat berharga negara (SBN) mencapai sekitar Rp3,5 triliun. Secara year to date, net flow asing di pasar saham masih sebesar Rp25,5 triliun dan mencapai Rp113,6 triliun di SBN.
Sementara itu spread antara yield obligasi 10 tahun pemerintah Indonesia dan US Treasury semakin mengecil, dari 6,48% pada akhir tahun lalu, menjadi 5,52% saat ini atau turun sekitar 96 bps.
“Unatractive yield spread dan spekulasi pertumbuhan infrastruktur memicu inflow pada pasar saham AS sehingga memberikan tekanan pada JCI dan EM lainnya,” papar riset HP Financials yang diterima, Kamis (17/11/2016).