Bisnis.com, JAKARTA-- Bahana Securities memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp13.000-Rp13.100 pada perdagangan Selasa (8/11/2016)
"Kemarin, rupiah ditutup melemah ke level Rp13.086. Hari ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp13.000-Rp13.100 dengan kecenderungan menguat," kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam riset.
Seperti diketahui nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan Senin (7/11/2016).
Kemarin, rupiah ditutup terdepresiasi 18 poin atau 0,14% ke level Rp13.086 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.077 – Rp13.117 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi sejalan dengan pergerakan mata uang Asia lainnya yang juga terdepresiasi terhadap dolar AS.
Adapun indeks Dolar AS terus menguat setelah FBI menyatakan tetap pada rekomendasi sebelumnya bahwa tidak ada tuntutan pidana terhadap calon presiden partai Demokrat Hillary Clinton.
Seperti dilansir Reuters, sentimen masih berkisar pada ketatnya pemilihan presiden AS antara calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan Partai Republik Donald Trump, di mana sikap pada kebijakan luar negeri, perdagangan dan imigrasi mereka mempengaruhi pasar keuangan.
Clinton dipandang sebagai calon status quo dan kebijakannya dipandang lebih dapat diprediksi daripada saingannya, Donald Trump.
FBI mengatakan pada Minggu bahwa tidak ada tuntutan pidana terhadap Clinton atas penggunaan server surel pribadi untuk kerja pemerintah.
Direktur FBI James Comey membuat pengumuman melalui surat kepada Kongres, mengatakan lembaganya tidak menemukan alasan untuk mengubah temuan pada Juli lalu.
Investigasi atas surel Clinton teersebut telah mengguncang pasar keuangan sepanjang pekan lalu.
Mata uang lainnya di Asia Tenggara bergerak melemah. Dolar Singapura melemah 0,50%, baht Thailand melemah 0,11%, ringgit Malaysia turun 0,28%, dan peso Filipina melemah 0,37%.
Sementara itu, indeks dolar AS yang memantau pergerakan mata uang dolar terhadap mata uang lainnya terpantau menguat 0,692 poin atau 0,71% ke posisi 97757 pada pukul 15.57 WIB.