Bisnis.com, JAKARTA- Indomitra Securities memonitor pergerakan obligasi global, termasuk Indonesia, pada perdagangan kemarin, Senin (31/10/2016).
Maximilianus Nico Demus. L, Head of Fixed Income Division Indomitra mengemukakan pergerakan obligasi global bervariasi.
“Imbal hasil obligasi Zona Amerika di tutup bervariasi. Kenaikan imbal hasil terbesar ada di Meksiko, penurunan imbal hasil terbesar ada di Kanada,” kata Nico dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (1/11/2016).
Berikuti rinciannya:
- Imbal hasil UST di tutup turun di 1,82 di bandingkan hari sebelumnya di 1.84
- Imbal hasil Wilayah Zona Eropa juga di tutup bervariasi. Kenaikkan imbal hasil terbesar berada di Irlandia, penurunan imbal hasil terbesar ada di Yunani
- Imbal hasil Asia di tutup bervariasi, penurunan imbal hasil terbesar berada di Malaysia
- Untuk pasar Indonesia, imbal hasil obligasi 10 tahun di tutup menguat di 7,24 di bandingkan hari sebelumnya 7,28. Imbal hasil obligasi 20y tahun di tutup menguat di 7,79 di bandingkan hari sebelumnya di 7,84.
“Total transaksi menurun, namun total frekuensi meningkat di bandingkan hari sebelumnya di tengah adanya reaksi rebound yang terjadi kemarin. Total transaksi di dominasi oleh obligasi berdurasi 10 – 15 tahun, diikuti dengan 7 – 10 tahun, dan 1–3 tahun. Transaksi kemarin merata di semua tenor bahkan hingga di atas 25 tahun,” kata Nico.
Dikemukakan pasar obligasi yang rebound sesaat kemarin, menjadi kesempatan bagi investor untuk dapat melepas di harga tinggi dan membeli kembali harga obligasi di harga rendah.