Bisnis.com, TOKYO – Pergerakan bursa saham Asia dilaporkan melemah pada perdagangan pagi ini, Selasa (1/11/2016), menyusul penurunan harga minyak mentah serta menjelang rilis data manufaktur sejumlah negara di kawasan Asia juga laporan hasil rapat kebijakan bank sentral di Australia dan Jepang.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% pada pukul 09.24 pagi waktu Tokyo (pkl. 07.24 WIB), sejalan dengan pelemahan indeks saham perusahaan energi sebesar 0,5%.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, indeks saham perusahaan energi memimpin pelemahan pada indeks MSCI Asia Pacific untuk hari kedua setelah harga minyak mentah mencatatkan penurunan terbesar dalam sebulan pada perdagangan kemarin di tengah kekecewaan bahwa diskusi oleh OPEC dengan para produsen utama minyak gagal menghasilkan detail rencana kesepakatan untuk memangkas produksi.
Mata uang dan obligasi di Australia dan Jepang dilaporkan sedikit berubah, dengan para Ekonom yang memprediksi bank sentral di kedua negara tersebut akan mempertahankan kebijakannya hari ini.
Bursa saham global kehilangan tenaganya pada Oktober, untuk pertama kalinya sejak Juni, di saat para investor mencermati laporan laba perusahaan di tengan tanda-tanda pihak otoritas moneter di negara dengan ekonomi terbesar di dunia menjadi kurang akomodatif.
Di sisi lain, bank sentral AS Federal Reserve diprediksi tidak mengubah tingkat suku bunga acuannya dalam rapat kebijakan pekan ini. Sementara itu, agenda pemlihan Presiden AS pada 8 November mendatang memberikan kewaspadaan lebih lanjut.
“Ada banyak ketidakpastian. Banyak hal terjadi sepanjang pekan selanjutnya dan terdapat tingkat kewaspadaan di seputar agenda-agenda utama,” ujar Tony Farnham, ahli strategi Patersons Securities Pty.
Sejalan dengan pergerakan bursa Asia, indeks Topix Jepang turun dari level penutupan tertingginya sejak April, bersama dengan penurunan pada indeks acuan di Australia, New Zealand, dan Korea Selatan.