Bisnis.com, JAKARTA- Sikap Irak terhadap pembatasan produksi untuk menstabilkan harga, pada akhrinya mendorong pasar untuk mendapatkan kejelasan dari pertemuan resmi Organization of the petroleum Exporting Countries (OPEC).
Dari laman OPEC disebutkan rapat negara-negara pengekspor minyak (OPEC) akan dilaksanakan di Vienna, Austria pada 30 November 2016.
"Pola pikir pasar saat ini adalah menunggu hasil sebenarnya dari pertemuan November," kata Ric Spooner, Kepala Analis Pasar CMC Markets seperti dikutip Bloomberg, Senin (24/10/2016).
Dia memprediksi minyak masih berpotensi bertahan di level US$50 per barel, tapi menghadapi tantangan risiko jangka pendek.
Seperti diketahui Irak menyatakan keminginannya tidak dilibatkan dalam kesekapatan penurunan produksi, dan ini bisa mengancam gagalnya rencana OPEC untuk menstabilkan harga pasar minyak mentah.
Harga tergelincir sebanyak 0,9% di bursa minyak di New York, setelah menguat 0,4% pada Jumat, pekan lalu.
Irak berkeinginan dibebaskan dari pemangkasan produksi, karena terlibat dalam perang dengan militan Islam.
Hal itu memicu ketidakpastian apakah OPEC dapat menerapkan kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak, ketika mereka berkumpul di pertemuan resmi pada bulan November.
Komite akan bertemu akhir bulan ini, untuk mencoba menyelesaikan perbedaan atas sejumlah anggota.