Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencar Buka Bisnis Baru, Evergreen Invesco Cari Rp40 Triliun

PT Evergreen Invesco Tbk. gencar membuka bisnis baru, untuk itu perseroan akan melakukan right issue dengan melepas 200 miliar saham baru dengan mengincar dana hingga Rp40 triliun
Aktivitas konstruksi properti di Jakarta. Bisnis properti menjadi lahan bisnis baru  Evergreen Invesco./Reuters-Darren Whiteside
Aktivitas konstruksi properti di Jakarta. Bisnis properti menjadi lahan bisnis baru Evergreen Invesco./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA - PT Evergreen Invesco Tbk. gencar membuka bisnis baru, untuk itu perseroan akan melakukan right issue dengan melepas 200 miliar saham baru dengan mengincar dana hingga Rp40 triliun.

Handy Suryanto, Direktur Utama Evergreen Invesco, mengatakan rencana tersebut sudah disetujui mayoritas pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Senin (17/10/2016).

Dana hasil penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu tersebut akan digunakan untuk pembelian aset bisnis baru di antaranya pergudangan, properti dan peternakan, serta pelunasan utang.

“Iya disetujui (RUPS) semua, nanti untuk melunasi utang setelah perusahaan melakukan pembelian aset. Mayoritas dana untuk pembelian aset salah satunya properti , pergudangan tapi nanti ada juga yang lain,” katanya seusai RUPS.

Menurutnya, perseroan pada April lalu sudah menghentikan bisnis yang selama ini dijalani yaitu pemintalan benang. Dari informasi yang Bisnis himpun, perseroan sejak akhir tahun lalu sudah masuk bisnis pergudangan dengan menyewakan 13.000 m2 kepada PT Coca Cola Amatil Indonesia dengan harga Rp35.200 per m2 untuk satu bulan.

Handy menyebutkan saat ini pihaknya memiliki gudang di Pandaan, Surabaya, Jawa Timur, dengan luas hampir 5,8 hektare. Mengutip laporan keungan perseroan pada semester I/2016 emiten bersandi GREN tersebut memiliki utang Rp20 miliar dengan total aset Rp489,65 miliar. Pada kurun waktu yang sama modal ditempatkan dan disetor perseroan mencapai Rp469,41 miliar.

Mencermati hal itu, Alfred Nainggolan, analis PT Koneksi Kapital, mengatakan GREN kemungkinan besar akan melakukan backdoor listing dengan mengakuisisi perusahaan tertentusehingga terjadi pemindahan aset.

“Kalau demikian, bisnis pergudangan memang butuh dana besar untuk pembangunan properti, juga lahan. Juga peternakan termasuk mereka jika ingin masuk bisnis properti akan butuh dana yang yang tidak sedikit,” katanya saat dihubungi lewat telepon.

Di sisi lain, dia menilai right issue tersebut tidak akan begitu menarik di mata investor besar karena rekam jejak perseroan yang belum terlihat positif. Meski demikian, lanjutnya, GREN sudah memiliki anchor investor yang siap menyerap mayoritas dari right issue tersebut.

“Tapi jika pun investor beli saham mereka tidak memperhatikan GREN yang lama, keputusan karena lebih spekulatif  dan lebih banyak investor retail. Karena informasinya belum valid dan belum terekspos track record-nya, investor besar akan lebih realistis,” tuturnya.

Sementara itu, saham GREN mengalami penaikan signifikan sejak Juli dengan harga tertinggi pada 5 September Rp200 per saham, dengan harga terendah sepanjang tahun ini Rp128 per saham pada 11 Maret. Pada penutupan pasar kemarin harganya Rp185 per saham.

Menurut Alfred, harga saham GREN meningkat sejak Juli karena terdorong wacana right issue. Meski demikian, dia melihat kenaikan terjadi pada harga dan bukan peningkatan signifikan pada volume yang saham diperjualbelikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper