Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan dolar Amerika Serikat terpantau melemah pada perdagangan di Asia pagi ini, Rabu (12/10/2016), akibat tertekan oleh rebound mata uang pound sterling dari pelemahan dramatis di sesi sebelumnya.
Bloomberg Dollar Index yang memantau pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama pagi ini dibuka melemah 0,24% atau 0,231 poin ke level 97,459.
Pergerakannya kemudian turun 0,18% atau 0,179 poin ke level 97,511 pada pukul 10.27 WIB.
Pada perdagangan Selasa (11/10), indeks dolar ditutup menguat 0,79% atau 0,761 poin ke posisi 97,690 di tengah meningkatnya optimisme kenaikan suku bunga The Fed (Fed Funds Rate/FFR) sebelum akhir tahun.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar mata uang pound sterling terpantau menguat 1,43% ke posisi US$1,2296 per pound, setelah anjlok hampir 2% ke posisi 1,2123 kemarin.
Penguatan sterling diuntungkan oleh laporan tentang Perdana Menteri Inggris Theresa May yang telah menyetujui keikutsertaan Parlemen untuk turut memberikan suara dalam hal rencana Brexitnya.
“May akan menyetujui pemberian suara di Parlemen, sehingga mendorong pergerakan pound dalam jangka pendek, namun saya tidak yakin hal itu akan bertahan,” ujar Masafumi Yamamoto, Kepala strategi mata uang Mizuho Securities, seperti dilansir Reuters hari ini.
Menurutnya, pelemahan pound kemarin terlalu besar dan cepat sehingga wajar bila terlihat rebound. Pelemahan dolar terhadap pound hari ini juga mempengaruhi mata uang dolar lainnya.
Posisi indeks dolar AS
12 Oktober (Pk. 10.27 WIB) | 97,511 (-0,18%) |
11 Oktober | 97,690 (+0,79%) |
10 Oktober | 96,929 (+0,31%) |
7 Oktober | 96,632 (-0,14%) |
6 Oktober | 96,765 (+0,67%) |
Sumber: Bloomberg Dollar Index