Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang won Korea Selatan memimpin penguatan di antara mata uang Asia setelah data AS terbaru mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja yang akan mendukung perekonomian di AS.
Nilai tukar won terpantau menguat 0,43% ke posisi 1110,90 per dolar AS pada pukul 11.01 WIB.
Sementara itu, indeks mata uang MSCI Emerging Markets menguat 0,2% menyusul laporan Departemen Tenaga Kerja AS akan kenaikan data payroll sebesar 156.000 pada September, meski lebih kecil dari 167.000 pada bulan sebelumnya.
Penguatan nilai tukar won sejalan dengan penguatan beberapa mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia mencatatkan penguatan terbesar kedua dengan kenaikan 0,26%, disusul oleh rupiah dengan 0,2%.
Di sisi lain, kinerja mata uang baht Thailand bergerak menuju rentetan pelemahan terpanjangnya tahun ini setelah pihak Kerajaan menyatakan tidak stabilnya kondisi kesehatan Raja Bhumibol Adulyadej.
Meski gambaran perekonomian AS yang membaik mendukung aset-aset Asia, meningkatnya probabilitas kenaikan suku bunga The Fed mengecilkan tingkat permintaan. Prediksi pasar untuk kenaikan suku bunga AS pada Desember naik menjadi 64% Jumat lalu dari 61% pada permulaan pekan lalu.
Indeks MSCI Emerging Markets juga dilaporkan menguat 0,2% pagi ini, setelah membukukan kenaikan sebesar 1,3% pekan lalu, ditopang oleh penguatan delapan dari 11 kelompok industri.