Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Inggris memimpin penguatan di bursa Eropa setelah Perdana Menteri Theresa May berjanji memulai proses keluar dari Uni Eropa pada kuartal pertama 2017.
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 0,1%. Sementara emiten eksportir Inggris diuntungkan dari melemahnya pound, mengirimkan indeks FTSE 100 menguat 1,2% ke level tertinggi sejak Mei tahun lalu.
"Eropa merasa sedikit berhati-hati," ujar Chris Beauchamp, analis pasar IG, seperti dikutip Bloomberg.
"Pasar mengambil isyarat dari setiap berita terkait perbankan, dan masalahnya adalah tidak ada berita yang benar-benar konkret selama akhir pekan. Itu berarti masih aka nada fluktuasi lagi,” lanjutnya.
Dengan bursa Jerman yang ditutup karena hari libur, perdagangan saham pada indeks Stoxx hanya mencapai seperlima lebih rendah dari rata-rata 30 hari.
Setelah melonjak 14% dari posisi terendah sejak Juni, rebound indeks Stoxx kehilangan momentum menyusul potensi krisis finansial pada Deutsche Bank AG setelah menghadapi tuntutan hukum dari Departemen Kehakiman AS.
Data manufaktur Prancis, Italia dan Spanyol yang lebih baik dari perkiraan hanya sedikit memberikan sentimen positif pada bursa. Indeks CAC 40 menguat tipis, sedangkan indeks FTSE MIB melemah paling tajam di antara bursa Eropa lainnya, terbebani oleh penurunan 2,3% saham Intesa Sanpaolo SpA Sementara itu, indeks IBEX 35 melemah 0,3 persen.
Di Inggris, data aktivitas manufaktur Inggris mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun terakhir menyusul pelemahan poundsterling yang mendongkrak pesanan ekspor.