Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasa pada perdagangan hari ini, Selasa (27/9/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:
- SQMI berencana divestasi dua anak usahanya
PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) berniat melepas sebagian atau seluruh investasinya di dua entitas usahanya. Dua anak usaha SQMI tersebut adalah PT Jambi Prima Coal dan PT Surya Global. Divestasi ini dilakukan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk lepas dari rugi bersih yang diderita perseroan sejak tahun 2015 lalu. Pada Desember lalu, SQMI mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 1,46 juta kemudian turun menjadi US$148,93 ribu di semester satu 2016. Jajaran direksi telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menawarkan dua entitas usaha perusahaan kepada calon investor. Jambi Prima Coal memiliki cadangan batu bara sebesar 90 juta metrik ton (MT) pada tahun 2012.
- BRPT alokasikan dana Rp100 miliar untuk buyback 2% saham
PT Barito Pasific Tbk (BRPT) berencana melakukan buyback sahamnya dengan mengalokasikan dana maksimal sebesar Rp100 miliar dengan buyback 2% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Periode pembelian kembali saham akan dilakukan selama tiga bulan pada 27 September 2016 hingga 27 Desember 2016. Pembelian kembali saham perseroan dilakukan dengan harga yang lebih rendah atau sama dengan harga penawaran yang terjadinya sebelumnya. Perseroan telah menunjuk PT Henan Putihrai untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan ini. Rencananya perseroan akan menyimpan saham yang dibeli kembali tersebut selama tiga tahun sebagai treasury stock.
- BBHI akan rights issue 1 miliar saham
PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) akan melakukan rights issue atau Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD). Perseroan akan mengeluarkan 1.000.000.000 saham baru namun harga dan perbandingan masih akan dibahas kemudian. Rencana tersebut sudah disetujui pemegang saham perseroan 21 September lalu.
- BUMI targetkan produksi 85 juta ton
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi batu bara pada tahun ini mencapai 85 juta ton. Harga batu bara telah meningkat dari US$50 per ton menjadi US$70 per ton sejak awal tahun. Peningkatan itu telah mencapai lebih dari 40%. BUMI menargetkan produksi batu bara tahun ini akan meningkat tipis 2,4% menjadi 85 juta ton dari tahun lalu 83 juta ton. Tahun ini, BUMI menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai US$50 juta. BUMI tengah menyelesaikan restrukturisasi utang yang dimiliki perseroan dengan kreditor. Dalam laporan keuangan Bumi Resources per kuartal III/2015, pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun mencapai US$3,63 miliar, naik 1,42% dari akhir tahun sebelumnya senilai US$3,58 miliar. Obligasi konversi tidak mengalami perubahan mencapai US$375 juta.
- GJTL tarik 196.926 ban di AS
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mengatakan bahwa pada 22 September 2016 perseroan melaporkan kepada National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) di Amerika Serikat. Hal itu terkait penarikan peredaran secara sukarela (voluntary recall) atas 196.926 ban perseroan. Jumlah itu setara dengan 1,2% dari total volume penjualan perseroan ke Amerika Serikat selama periode April 2014 sampai dengan September 2016. Jenis dan ukuran ban yang ditarik khusus dipasarkan untuk pasar Amerika Serikat dan Kanada.
- ADRO optimistis harga batubara membaik tahun depan
Kenaikan harga batu bara membuat manajemen PT Adaro Energy Tbk (ADRO) optimistis kinerja membaik pada tahun ini. Harga batu bara tidak dapat diprediksi dan dikendalikan. Perseroan hanya mampu mengontrol efisiensi yang dilakukan secara internal. Jika indeks harga batu bara bertahan di level US$65-US$70 per ton akan positif dampaknya terhadap performance ADRO tahun depan menurut manajemen. Tren harga batu bara pada tahun depan diperkirakan akan membaik. Karena permintaan dari China dan India tidak berkurang, serta dari Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia, pada tahun depan diproyeksi mengalami sedikit kenaikan