Bisnis.com, JAKARTA- Rapat Federal Reserve yang akan memutuskan naik atau tidaknya suku bunga Fed Fund Rate menjadi pertaruhan bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan rencana penaikkan suku bunga oleh The Fed bakal berpengaruh banyak terhadap lantai bursa Tanah Air. Pelepasan portofolio oleh investor asing akan dilawan oleh sentimen positif realisasi tax amnesty.
"Investor asing akan ada tekanan jual sebentar. Tetapi, dilawan dengan dateline tax amnesty, sehingga capital inflow akan kembali mengalir," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (21/9/2016).
Pada perdagangan Rabu (21/9/2016), IHSG ditutup menguat 0,75% sebesar 40,01 poin ke level 5.342,59 dengan kapitalisasi pasar Rp5.765 triliun. IHSG menguat 16,32% sepanjang tahun berjalan dan kembali menjadi indeks terbaik di antara bursa utama dunia.
Investor asing di papan utama membukukan beli bersih Rp551,4 miliar dan mempertebal net buy sejak awal tahun Rp34,69 triliun. Secara keseluruhan, total transaksi investor asing Rp488,8 triliun dan domestik Rp637,4 triliun year-to-date.
Hingga Rabu (21/9/2016), uang tebusan dalam program tax amnesty mencapai Rp30,8 triliun dengan komposisi harta Rp1.291 triliun. Perolehan uang tebusan telah mencapai 18,6% dari total target Rp165 triliun.
Meski investor asing membukukan net buy di papan utama, Satrio mengungkapkan masih terjadi capital outflow di pasar reguler. Pelaku pasar dari luar negeri masih mengantisipasi kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan.
Saat ini, sambungnya, pelaku pasar tengah tegang menantikan keputusan The Fed. Data-data perekonomian Amerika Serikat menunjukkan kemungkinan suku bunga The Fed tidak akan naik.
Padahal, jika The Fed tidak menaikkan suku bunga sekarang, maka kemungkinan akan dinaikkan pada November 2016. Artinya, penaikan suku bunga acuan itu akan bersamaan dengan gelaran pemilihan presiden negeri Paman Sam tersebut.
Untuk itu, Satrio menilai ruang The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan hanya pada September atau Desember 2016. Bila The Fed tidak menaikkan suku bunga pada bulan ini dan memberikan pernyataan akan dinaikkan pada Desember, pasar global diproyeksi pulih.
"Kalau The Fed kembali menggantung, pasti akan buruk buat calon presiden dari partai incumbent, Hillary Clinton," tuturnya.
Bila The Fed tidak menaikkan suku bunga karena data-data ekonomi tidak mendukung, ketidakpastian akan semakin panjang yang masih menghantui pasar global.
Kemudian, jika The Fed menaikkan suku bunga acuan saat ini, diperkirakan bagus terhadap perkembangan pasar global. Pelaku pasar memerkirakan penaikkan suku bunga tidak lagi dilakukan pada November, tetapi kemungkinan pada Desember 2016.
Penaikan suku bunga acuan bulan ini juga diperkirakan menguntungkan Capres incumbent. Penaikan suku bunga acuan menunjukkan ekonomi AS tumbuh.
Penaikan suku bunga acuan The Fed akan menekan IHSG untuk sementara. Namun, penurunan IHSG akan rebound setelah rilis kinerja emiten kuartal III/2016.
Pelaku pasar asing akan melepas portofolio untuk sesaat. Namun, capital outflow akan dilawan oleh data realisasi amnesti pajak tahap pertama yang berakhir pada akhir September.
Pada kondisi sebaliknya, jika The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan, IHSG diproyeksi menguat seiring dengan positifnya bursa global dan regional. IHSG berpeluang menuju rekor baru untuk menguji level all time high 5.524.
"Investor asing akan deras masuk, terutama akibat adanya realisasi tax amnesty," kata dia.
Pada perdagangan hari ini, IHSG diproyeksi bergerak pada level support 5.300-5.275 dan resistance 5.358-5.364. Tren IHSG telah kembali naik, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.