Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Investasi dan Belanja Modal TOTO Lampaui 50%

Manajemen emiten PT Surya Toto Indonesia Tbk. mengklaim serapan investasi dan realisasi anggaran belanja modal perseroan hingga September 2016 di atas 50%
Produk-produk Surya Toto/Ilustrasi
Produk-produk Surya Toto/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen emiten PT Surya Toto Indonesia Tbk. mengklaim serapan investasi dan realisasi anggaran belanja modal perseroan hingga September 2016 mencapai di atas 50%.

Sebelumnya, pada 2016 perseroan menganggarkan sekitar US$4,8 juta untuk keperluan belanja modal dan sekitar US$29 juta untuk keperluan invetasi membangun pabrik saniter di Surabaya.

“Sesuai dengan target sampai September untuk capex kira-kira 75% karena kita pasti bikin perencanaan itu sesuai, kapan dana ada dan bisa diserap. Serapan untuk pembangunan pabrik di atas 50% karena untuk pembangunan pabrik targetnya pertengahan 2017 itu sudah siap,” kata Setia Budi Purwadi, Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary Surya Toto Indonesia, Selasa (20/9/2016).

Dia mengatakan belanja modal yang terserap dialokasikan untuk biaya penambahan mesin. Adapun untuk pabrik, bulan depan menurutnya sudah dilakukan pemasangan atap. Dia pun menyebut, untuk pabrik baru tersebut pihaknya sudah memesan mesin dari Italia.

Pabrik di Surabaya tersebut menurutnya dibangun dengan kapasitas dua line produksi. Namun untuk tahap awal pengoperasiannya baru dilengkapi satu line produksi dengan kapasitas terpasang mencapai 45.000 hingga 50.000 unit per bulan.

Hasil dari produksi pabrik tersebut menurutnya akan menyasar pasar Indonesia bagian timur. Hal itu tak terlepas dari harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan yang diproyeksikan menggenjot daya beli di wilayah Indonesia bagian timur.

Dia menuturkan pabrik itu merupakan hasil patungan dengan perusahaan yang selama ini menjadi agen penyalur produk merek Toto, PT Surya Pertiwi. Kelak pabrik itu akan beroperasi di bawah PT Surya Pertiwi Nusantara. Emiten bersandi saham TOTO itu menggenggam 49% saham dari perusahaan patungan tersebut.

Pabrik tersebut kelak akan memproduksi produk sanitary low end yang selama ini berkontribusi sekitar 50% terhadap total pendapatan perseroan.

“Nanti begitu pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa naik lagi di atas 6% ke atas setiap tahun bisa kami nambah line. Di pabrik tersebut fokus produk low end memenuhi Indonesia bagian timur kalau ekonominya membaik kelas menengah ke atas tumbuh di daerah timur,” ujarnya.

Di sisi lain, tahun ini perseroan pun berinvestasi untuk pembangunan head office sebesar US$18,5 juta. Hingga September investasi tersebut menurutnya baru terserap 30% karena direncanakan rampung pada 2018.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper