Bisnis.com, JAKARTA-- Sejumlah event politik dan data perekonomian diprediksi bakal memengaruhi kinerja pasar saham September ini. Adapun, indeks harga saham gabungan diprediksi ada di kisaran 5.300-5.500 pada akhir tahun.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan ada sejumlah faktor, baik global maupun domestik yang bisa memengaruhi pergerakan saham di sisa tahun ini. Selain adanya kampanye pemilihan presiden AS dan rencana kenaikan suku bunga the Fed, realisasi amnesti pajak sangat besar dampaknya.
"Dalam jangka pendek, spekulasi mengenai kapan akan naik dan tingkat kenaikannya akan membuat bursa saham bergejolak," katanya dalam riset.
Namun, keberhasilan amnesti pajak juga menentukan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah. Berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat, target repatriasi mungkin akan sulit untuk dicapai sementara target deklarasi memungkinkan bisa dicapai.
Secara total, jika target nilai tebusan bisa mencapai 50%– 60% di bulan September ini, sudah bisa dianggap berhasil karena kunci penting dari amnesti pajak tidak hanya nilai tebusan saja tapi juga perluasan basis pajak ke depannya. Beberapa pengusaha konglongmerat yang telah memberikan contoh juga turut mendongkrak kepercayaan.
"Perkiraan kami, tariff 3% tetap akan diminati karena memang untuk pengusaha yang bisnisnya sudah besar, proses menyiapkan dokumen memang membutuhkan waktu. Bila pelaporan amnesti pajak melonjak dengan signifikan, bisa memberikan efek positif bagi bursa saham," tambahnya.
Dia menilai, September ini, berita baik dan kurang baik akan datang silih berganti sehingga bursa diperkirakan akan bergerak fluktuatif. Investor dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan top up.
Dengan asumsi harga wajar IHSG 2016 di kisaran 5.300 – 5.500, maka ketika di bawah 5300 bisa digunakan untuk sebagai momentum untuk masuk. Namun jika berorientasi 3 tahun, maka di level 5300 – 5500 juga bisa menambah secara bertahap.