Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INVESTASI SAHAM: Catat! Ini Strategi Investor IHSG Saat September Ceria

September 'ceria' seperti lagu yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata di lantai bursa bakal beradu dengan aksi profit taking.
Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./Antara
Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - September 'ceria' seperti lagu yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata di lantai bursa bakal beradu dengan aksi profit taking.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diyakini masih bertaji seiring dengan semringahnya kaum bullish sepanjang bulan ini. Selama Agustus, IHSG menguat 170,08 poin atau 3,26% ke level 5.386,08.

Taye Shim, Head of Research PT Daewoo Securities Indonesia, mengatakan pergerakan IHSG pada bulan ini diproyeksi menantang. Proyeksi itu terjadi lantaran bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve dijadwalkan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

"IHSG akan terkoreksi tetapi tidak dalam. Kalau melihat bank sentral dunia, banyak yang melonggarkan stimulus, akan banyak dukungan bagi kenaikan IHSG," katanya, Kamis (1/9/2016).

Pada perdagangan Kamis (1/9/2016), IHSG ditutup melemah 0,96% sebesar 51,53 poin ke level 5.334,54 seiring pelemahan lantai bursa di Asia Pasifik. Meski begitu, IHSG masih mencatatkan kinerja positif sejak awal tahun dengan penguatan 16,14% di bawah Thailand sebesar 19,54%.

Investor melanjutkan tren penjualan saham dengan membukukan aksi jual bersih Rp352,29 miliar. Dalam empat hari terakhir, net sell investor asing telah mencapai Rp2 triliun.

Meski mencatatkan net sell, investor asing masih membukukan aksi beli bersih Rp37,39 triliun year-to-date. Total transaksi yang dilakukan oleh investor asing sepanjang tahun berjalan mencapai Rp452,8 triliun.

Taye menilai rencana The Fed untuk mengerek suku bunga Fed Fund Rate (FRR) membuat investor menahan diri. Bahkan, investor diproyeksi melakukan aksi profit taking setelah reli indeks sejak tengah tahun ini.

"Investor mencari alasan untuk menjual portofolio, The Fed memberikan kesempatan pada waktu yang tepat. Setelah reli beberapa waktu, akhirnya ada kesempatan profit taking," kata dia.

Dia memerkirakan, IHSG akan sideways seiring dengan wait and see yang dilakukan oleh pelaku pasar. Mayoritas investor menunggu keputusan The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan Negeri Paman Sam itu.

Kendati demikian, Taye tidak yakin The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada September ini. Pemilu presiden di AS membuat kemungkinan penaikkan suku bunga dilakukan pada Desember 2016.

Penaikkan suku bunga oleh The Fed, sambungnya, diperkirakan hanya dilakukan satu kali tahun ini. Pelaku pasar sudah memasukkan faktor kenaikkan FFR terhadap portofolio saham.

Sementara itu, Taye merekomendasikan saham-saham di sektor consumer goods, infrastruktur, aneka industri dan industri kimia dasar, dapat menjadi pilihan pada bulan ini. Faktor pertumbuhan ekonomi yang positif membuat daya beli masyarakat menguat dan mendorong kinerja emiten di sektor tersebut.

Menurut dia, data inflasi Indonesia juga mendorong kenaikan saham di sektor-sektor tersebut. Indeks harga konsumen (IHK) sepanjang Agustus 2016 mengalami deflasi sebesar 0,02% (month-on-month/mom) dan 2,79% (year-on-year/yoy). Sedangkan, inflasi inti sebesar 0,36% m-o-m dan 3,32% y-o-y.

Kemudian, pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur yang berefek positif bagi saham-saham sektor infrastruktu dan industri semen. Selanjutnya, peningkatan daya beli masyarakat membuat kemampuan membeli kendaraan di sektor aneka industri bakal melonjak.

Adapun, valuasi IHSG saat ini mencapai 26,68 kali terbilang mahal. Rasio harga saham terhadap laba emiten (price to earning ratio/PE) IHSG tertinggi terjadi pada 2001 silam yang mencapai 31,92 kali.

Di Asia Tenggara, PE masing-masing bursa saham a.l. Thailand (20,52 kali), KLCI Malaysia (18,09 kali), dan Strait Times Singapura (12,11 kali). Sedangkan, Indeks MSCI Asia Pasifik memiliki PE sebesar 17,34 kali.

"PE tinggi karena harga naik lebih Cepat dibandingkan dengan laba emiten. Tapi dalam jangka panjang, laba pasti akan tumbuh," kata dia.

Bahkan, Daewoo merevisi naik target IHSG akhir tahun ini menjadi 4.943-5.719 dari target awal 4.856-5.550. Target anyar itu setara dengan rasio price-book 2,33 kali-2,70 kali dengan return tahunan 24,5%.

Senior Market & Technical Analyst PT Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien menambahkan terdapat potensi koreksi IHSG bulan ini secara teknikal. Meski begitu, prediksi tekanan masih menunggu konfirmasi atas sinyalemen penurunan.

"Kalau ambil prediksi terburuk, IHSG berpotensi koreksi ke 5.160-5.150. Optimisnya IHSG tertahan di level 5.500 dengan ekspektasi kondisi membaik," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper