Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Hawkish: Investor Asing Lari, IHSG Anjlok

Pernyataan hawkish Gubernur Federal Reserve Janet Louise Yellen akhir pekan lalu membuat investor asing lari dari lantai bursa dan menyebabkan Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok.
Nasabah mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di sebuah bank, di Jakarta, Senin (25/7)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di sebuah bank, di Jakarta, Senin (25/7)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA--Pernyataan hawkish Gubernur Federal Reserve Janet Louise Yellen akhir pekan lalu membuat investor asing lari dari lantai bursa dan menyebabkan Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok.

William Surya Wijaya, Research Departement PT Asjaya Indosurya Securities, memerkirakan investor asing masih wait and see hingga akhir pekan ini. Pelaku pasar masih berkonsolidasi sembari menunggu reaksi market global.

"Terjadi konsolidasi, capital outflow kecil hanya Rp151 miliar dibandingkan dengan capital inflow yang terjadi begitu besar," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (29/8/2016).

Pada perdagangan awal pekan, investor asing mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp151 miliar. Catatan itu membuat perolehan net buy sejak awal tahun menipis menjadi Rp39,23 triliun.

Bila dihitung dari total transaksi, investor asing telah berdagang di lantai bursa senilai Rp443,8 triliun year-to-date. Sedangkan, investor domestik bertransaksi senilai Rp567,4 triliun.

Aksi lepas saham oleh investor asing membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin ditutup melorot 1,25% sebesar 68,06 poin ke level 5.370,76. IHSG meninggalkan level 5.400 dengan rerata transaksi harian mencapai Rp6,32 triliun.

William menjelaskan, pergerakan IHSG hingga akhir pekan cenderung berkonsolidasi akibat minim sentimen. Pelaku pasar tengah memantau perkembangan bursa regional setelah pidato Gubernur The Fed.

Hingga akhir pekan, William memerkirakan masih akan ada tekanan terhadap IHSG. Rilis data inflasi akan menjadi sentimen positif bila hasilnya menggembirakan.

Meski Yellen tidak menyatakan secara gamblang kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) pada September atau Desember, William memerkirakan The Fed mempertimbangkan banyak hal. Termasuk kondisi pemilihan presiden yang tengah berlangsung di Amerika Serikat.

Sementara, investor asing di lantai bursa Tanah Air masih tercatat cukup besar. Bila dibandingkan, sepanjang tahun lalu investor asing membukukan net sell Rp27,53 triliun, pada 2014 net buy Rp38,40 triliun, dan pada 2013 net sell  Rp20,60 triliun.

Baginya, bursa AS saja saat akan menembus level tertinggi sepanjang sejarah, terjadi konsolidasi berkali-kali. Wajar saja, bila IHSG akan menembus all time high, terjadi konsolidasi berkali-kali untuk mengumpulkan tenaga menembus level bersejarah itu.

Investor asing diperkirakan masih menunggu keputusan final The Fed yang akan menaikkan suku bunga. Namun, sentimen lain seperti realisasi amnesti pajak, diproyeksi juga berpengaruh terhadap laju IHSG hingga akhir pekan.

Dia memerkirakan, IHSG hingga akhir pekan berada di level support 5.294 dan resistance 5.500. Rentang yang cukup lebar itu sebagai upaya untuk menembus all time high.

"Saham pilihan ada di sektor consumer goods, konstruksi, dan properti yang di dalamnya ada konstruksi dan infrastruktur," tuturnya.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, menambahkan koreksi IHSG dan net sell yang dicatatkan investor asing awal pekan ini terjadi akibat sentimen The Fed.

"Pemodal asing berhenti beli, semua masih wait and see karena melihat reaksi bursa global," tuturnya.

Pada dasarnya, sambungnya, kenaikan suku bunga The Fed satu kali, telah diantisipasi oleh pelaku pasar. Sedangkan, bila penaikkan suku bunga The Fed dilakukan dua kali pada September dan Desember, tentu bakal memberikan sentimen negatif terhadap lantai bursa global.

Investor asing diperkirakan masih melepas portofolio dalam 2-3 hari ke depan. Meski mencatat net sell, dia tidak dapat memerkirakan capital outflow dalam beberapa waktu mendatang lantaran sebelumnya pernah terjadi net buy setelah net sell.

Satrio memerkirakan IHSG akan berada di level support 5.300 dan resistance 5.475 hingga akhir pekan. Pelaku pasar masih wait and see dengan saham-saham pilihan di sektor komoditas dan perbankan.

"Pelaku pasar sekarang menunggu kinerja dan proyeksi tahun depan. Saya melihat tahun depan IHSG masih bullish sampai 6.300," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper