Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga tembaga kontrak Desember 2016 terpantau menguat pada perdagangan siang ini, Kamis (25/8/2016), seiring pelemahan dolar AS. Namun, penguatannya dibatasi oleh isu kenaikan suplai serta tanda-tanda lemahnya permintaan di China.
Harga tembaga menguat 0,38% atau 0,80 poin ke US$209,30 per pound pada pukul 14.21 WIB setelah dibuka dengan kenaikan 0,26% atau 0,55 poin di posisi US$209,05 per pound.
Pada perdagangan kemarin (24/8/2016), harga tembaga ditutup anjlok hampir 2% ke posisi 208,30, level terendah dalam kurang lebih dua bulan akibat penguatan dolar yang membebani pergerakan komoditas tersebut.
Dolar menguat di tengah penantian pasar akan pidato Gubernur bank sentral AS Federal Reserve Janet Yellen dalam pertemuan tahunan bank sentral global di Jackson Hole pekan ini, yang diharapkan memberi petunjuk arah penaikan suku bunga AS.
Akan tetapi, indeks dolar yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama siang ini kehilangan tenaganya dengan melemah 0,07% atau 0,062 poin ke level 94,724 pada pukul 14.22 WIB, meski sempat dibuka positif.
“Logam terus dalam pola pertahanannya pekan ini menjelang simposium FOMC di Jackson Hole,” papar ANZ dalam risetnya, seperti dilansir Reuters kemarin (24/8/2016).
Berbanding terbalik dengan tembaga, pergerakan harga nikel dan timah di Shanghai Futures Echange terlihat melemah pada perdagangan hari ini.
Harga nikel untuk kontrak Januari 2017 ditutup anjlok 2,51% atau 2.040 poin ke 79.090 yuan/metrik ton setelah dibuka turun tipis 0,01% di level 81.120.
Adapun harga timah kontrak September 2016 berakhir melemah 0,34% atau 420 poin ke 122.820 yuan/metrik ton meski dibuka menguat 1,11% atau 1.370 poin di level 124.610.
Pergerakan tembaga di Comex (Commodity Exchange) untuk kontrak Desember 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
25/8/2016 (Pk. 14.21 WIB) | 209,30 | +0,38% |
24/8/2016 | 208,50 | -1,93% |
23/8/2016 | 212,60 | -1,21% |
22/8/2016 | 215,20 | -1,17% |
19/8/2016 | 217,75 | -0,05% |
Sumber: Bloomberg
