Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi sentimen pelemahan dolar Amerika Serikat berpeluang bertahan pada perdagangan Jumat (19/8/2016) sehingga diharapkan bisa memberikan penguatan pada rupiah.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan pasca rilis angka inflasi AS yang turun serta notulensi FOMC meeting dini hari kemarin, indeks dolar AS terus anjlok. Itu menandakan peluang kenaikan FFR target pada FOMC meeting bulan September 2016 mengecil walaupun beberapa anggota the Fed masih menginginkan kenaikan yang secepatnya.
Sementara itu, spekulasi pembatasan produksi minyak mentah oleh OPEC di September 2016 masih bertahan terlihat dari konsistensi kenaikan harga minyak mentah Brent yang saat ini sudah menembus US$50 per barel.
Menurutnya, dolar AS melemahdi Asia pada Kamis tetapi rupiah justru ikut melemah. Hal itu terjadi di saat IHSG serta harga SUN menguat tajam. Namun, secara umum optimisme bertahan di pasar keuangan Indonesia terlepas dari risiko fiskal yang bisa muncul tahun ini.
Pemerintah yang sudah lebih realistis memasang target APBN meningkatkan kredibilitas kebijakan serta kepercayaan diri investor.
“Hari ini ditunggu RDG BI yang diperkirakan memangkas suku bunga acuan terbarunya pengganti BI rate yaitu 7d RR rate. Sentimen pelemahan dolar AS berpeluang bertahan hari ini,” katanya dalam riset, Jumat (19/8/2016).