Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront Securities Indonesia mengemukakan dalam sepekan bursa saham Amerika Serikat menguat.
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan indeks di bursa Wall Street, pada perdagangan sepekan lalu, ditutup kembali menguat masing-masing lebih dari 1%.
“Dipicu oleh data ekonomi AS yang membaik,” kata Octavianus dalam riset sepekannya.
Dia mengemukakan pada perdagangan akhir pekan lalu, indeks ditutup menguat, dipicu oleh data tenaga kerja.
Hal tersebut meningkatkan potensi akan kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini, ujarnya, walaupun terdapat kekhawatiran akan dampak Brexit terhadap perekonomian global.
Penguatan berlanjut. Dow Jones mencapai rekor tertinggi selama lebih dari satu tahun terakhir, dipicu oleh data ekonomi yang lebih baik dari estimasi.
Indeks S&P500 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
“Pasar mengekspektasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Pernyataan ECB dan BoE sebelumnya yang akan menambah stimulus juga menambah optimisme pasar,” kata Octavianus.
Hal tersebut, ujarnya, juga menimbulkan optimisme akan earning season triwulan II yang mulai dirilis pekan ini.
Menurut konsensus Reuters, ujarnya, rata-rata laba emiten pada triwulan II diperkirakan turun 5%, sama seperti rata-rata laba emiten pada triwulan I.
Kembali menguat hari ketiga kali ini dari harga minyak mentah yang mendorong kenaikan pada saham sektor energi. Indeks Dow Jones dan S&P500 mencapai rekor tertinggi baru,
Sedangkan Nasdaq Composite menjadi berada di teritori positif tahun ini.
Saham sektor teknologi, komoditas dan energi menyumbangkan penguatan terbesar bagi indeks, karena optimisme akan perekonomian AS yang kuat meskipun pada awal tahun sempat terjadi pelemahan.
“Pasar juga merasa optimis dengan earning season triwulan kedua yang dimulai pada pekan ini, menyusul dirilisnya laporan keuangan Alcoa sehari sebelumnya pasca penutupan bursa yang membukukan pendapatan dan laba di atas estimasi,” kata Octavianus.
Sentimen positif lain berasal dari ekspektasi bahwa bank sentral di negara berkembang akan mempertahankan suku bunganya pada level rendah dalam beberapa waktu mendatang.
Inflasi yang rendah di Jepang menambah tekanan bagi Bank of Japan untuk meningkatkan stimulus pada bulan ini untuk mengatasi deflasi.
Data ekonomi AS yang dirilis pekan lalu diantaranya factory orders turun 1%, indeks ISM sektor jasa naik pada level 56,5, dan data ADP Employment mengalami kenaikan lebih besar dari perkiraan.
Selain itu, data nonfarm payrolls bulan Juni meningkat menjadi 287 ribu dari 11 ribu, namun tingkat pengangguran naik pada level 4,9% dari 4,7%.
Data initial claims yang dirilis pekan lalu menunjukkan jumlah pengangguran yang mengajukan klaim secara tak terduga tetap mendekati level terendah selama 43 tahun terakhir.
Indeks PPI bulan Juni mengalami kenaikan tertinggi selama setahun terakhir.