Bisnis.com, JAKARTA— Ruang penurunan imbal hasil surat utang negara (SUN) diprediksi masih terbuka lebar meski mulai terbatas pada perdagangan Jumat (15/7/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan hasil global negara maju naik serempak hingga dini hari tadi menyusul keputusan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) untuk tidak melonggarkan kebijakan moneternya. Namun demikian, mayoritas pejabat bank sentral menginginkan pelonggaran dilakukan Agustus 2016.
Di sisi lain, kembali naiknya harga minyak mentah juga mendorong kenaikan imbal hasil beberapa negara. Menurutnya, fokus investor akan beralih ke PDB Tiongkok pagi ini yang diperkirakan melambat.
“Perlambatan ini akan kembali menekan imbal hasil global, itu juga bisa berarti devaluasi yuan yang lebih dalam, efeknya akan negatif bagi harga obligasi terutama di negara berkembang,” katanya dalam riset, Jumat (15/7/2016).
Imbal hasil SUN bergerak bervariasi kemarin walaupun rupiah menguat. Ini menandakan ruang penurunan yang sudah terbatas dalam jangka pendek. Ke depan, potensi penurunan masih terbuka lebar.