Bisnis.com, JAKARTA--Emiten consumer good diprediksikan bakal memanen sentimen positif yang bakal 'mengenyangkan' kinerja sektor tersebut.
Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menyampaikan sejak akhir tahun lalu, emiten konsumer terbantu dengan aksi dari otoritas yang secara tak langsung berdampak pada pembaikan kinerja. Misalnya saja, suku bunga acuan Bank Indonesia telah turun 100 basis poin dari akhir tahun lalu.
"Ada beberapa sentimen positif yang menguntungkan emiten konsumer. Pertama, BI Rate yang telah turun, sehingga daya beli masyarakat perlahan mulai meningkat," ungkapnya pada Bisnis, Selasa (12/7/2016).
Suku bunga acuan bank sentral pada akhir tahun lalu bertengger di posisi 7,5% dan pada pertengahan tahun ini telah turun menjadi 6,5%. Sentimen kedua, kata Lucky, kinerja emiten konsumer di atas rata-rata IHSG.
Ketiga, bila melihat laju inflasi yakni 3,45% pada Juni 2016, ungkapnya, kondisi tersebut secara teori masih dinilai wajar dan terkendali. Salah satu faktor penyebab inflasi yakni peningkatan harga menjelang Lebaran, akan tetapi masyarakat saat ini telah toleransi dan menilai sebagai pola musiman.
Keempat, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar pun menjadi pembawa sentimen positif. Saat ini, rata-rata nilai tukar rupiah Rp13.150--Rp13.188 per dolar. Lucky mengatakan kondisi tersebut akan berdampak terhadap barang impor yang lebih bersaing.
Sementara itu, sentimen negatif yang berpengaruh pada kinerja emiten konsumer yakni kurangnya perhatian pemerintah. Lucky mengungkapkan saat ini pemerintah lebih fokus pada sektor infrastruktur untuk pemerataan pembangunan.
Malang, pemerintah belum memberi perhatian pada seluruh sektor. Lucky berharap saat kinerja emiten konsumer sedang membaik, maka pemerintah bisa memberikan perhatian untuk menjaga laju konsumsi masyrakat.