Bisnis.com,JAKARTA— Reli emas sepertinya akan berlanjut hingga ke level US$1.425 per ounce pada akhir kuartal ini.
Menurut ABN Amro Group NV, bank yang mendapat predikat peramal terakurat oleh Bloomberd, hal ini didorong oleh kuatnya permintaan investor dan prospek pelonggaran kebijakan moneter.
Analis Georgette Boele dalam sebuah laporan seperti dikutip dari Bloomberg mengatakan ketertarikan para investor terhadap emas dan perak akan terus berlanjut didorong oleh kebijakan yang akomodatif dari bank sentral dunia termasuk di Eropa. Target di level US$1.425 lebih tinggi sekitar US$75 dibandingkan dengan prediksi sebelumnya. US$1.425 juga kemungkinan akan menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2013. Emas diperdagangkan di level US$1.368 pada Kamis (7/7/2016).
ABN Amro juga menyebutkan adanya kemungkinan pelemahan harga di kuartal akhir tahun ini dan 2017. Hal ini akan memberi peluang bagi para investor untuk melakukan aksi beli.
Reli emas dan silver terjadi seiring dengan investor yang menyerap implikasi dari pilihan Inggris untuk hengkang dari Uni Eropa serta spekulasi bahwa bank sentral mungkin akan melakukan pelonggaran setelah The Fed terlihat mempertahankan suku bunga.
“Reli harga emas dan perak telah terjadi secara substansial sejak referendum Brexit. Permintaan safe haven, penyesuaian pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed tahun ini dan tahun depan, serta pelonggaran kebijakan moneter oleh BoE dan BoJ merupakan alasan utama terjadinya reli harga ini,” ujar bank tersebut seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (7/7/2016).
Emas untuk pengiriman dalam waktu dekat menguat dalam tujuh hari berturut-turut pada Kamis. Harga emas naik 29% pada 2016 dengan reli hingga ke level US$1.375,28 pada Rabu (6/7/2016), harga tertinggi sejak Maret 2014.