Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Asia Melemah Bersama Sterling, Permintaan Safe Haven Tingkatkan Obligasi

Aksi penghindaran resiko kembali mencengkram pasar setelah Ekonomi Inggris dan Eropa menunjukkan tanda-tanda kurang baik.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi penghindaran risiko kembali mencengkeram pasar setelah Ekonomi Inggris dan Eropa menunjukkan tanda-tanda kurang baik.

Ekuitas Asia jatuh bersama dengan harga sterling dan minyak, sementara permintaan akan aset safe haven meningkatkan harga yen, emas dan obligasi pemerintah.

Indeks MSCI Asia pasifik kembali menunjukkan pelemahan dalam dua hari berturut-turut, sementara sterling melorot ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade dan harga minyak mentah molor ke angka US$46 per barel setelah pernyataan Kepala Bank of England, Mark Carney yang menyebutkan risiko Brexit mulai mengkristal.

Yen menanjak ke level tertinggi sejak 24 Juni, ketika hasil referendum Inggris mengguncang pasar dunia untuk pertama kalinya. Imbal hasil obligasi Amerika dan Australia mencetak rekor terendah baru seiring dengan suku bunga 20 tahunan Jepang yang menyentuh angka 0 untuk pertama kalinya. Sementara itu, harga emas meroket ke level tertinggi dalam dua tahun.

Setelah reli pada pekan lalu, para bank sentral akan mulain bekerja untuk membatasi dampak yang ditimbulkan oleh brexit. Tiga manajer aset membekukan kredit properti di Inggris pada Selasa menyusul sejumlah pencairan dana dan pelonggaran aturan persyaratan modal oleh Bank of England bagi para peminjam untuk mendorong pinjaman.

Pertumbuhan indeks manufaktur dan jasa di kawasan euro terlihat lesu pada Juni dan kemungkinan peningkatan the fed pada 2016  juga berdampak pada pasar berjangka.

 “Ekuitas masih memperlihatkan sejumlah risiko,” kata Mark Lister, Kepala Penelitian Kekayaan Pribadi di Craigs Investment Partners Wellington, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/7/2016).

Dia menyebut,  kurangnya kepercayaan dan pertumbuhan akan menjadi beban sentimen. Disarankan bagi siapa saja yang ingin meraih keuntungan dari pasar ekuitas yang menanjak, saat ini waktunya untuk mempertimbangkan melakukan profit taking dan memilih sikap lebih defensif.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper