Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah tergelincir pada awal perdagangan hari ini, Senin (23/5/2016) dipicu oleh tanda-tanda kenaikan suplai minyak mentah global.
Harga minyak WTI kontrak Juni melemah sebesar 0,54% atau 0,26 poin ke US$48,15 per barel pada pukul 11.21 WIB meski dibuka dengan penguatan tipis sebesar 0,10% atau 0,05 poin ke US$48,46 per barel.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juli juga turun 0,37% atau 0,18 poin ke US$48,54 per barel, setelah dibuka dengan pergerakan stagnan di posisi 48,72 pagi tadi.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah bergerak turun pada awal perdagangan hari ini akibat adanya tanda-tanda kenaikan suplai minyak mentah global bahkan ketika penghentian produksi yang tidak direncanakan sebelumnya naik ke level tertinggi setidaknya dalam lima tahun.
Sebagai tanda lebih lanjut akan adanya suplai yang berlebihan adalah stabilnya jumlah rig, sekumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran terhadap sumur (minyak, geothermal, yang dioperasikan oleh penambang AS pada minggu lalu, pertama kali sepanjang tahun ini.
Pada saat yang sama, seperti disebutkan Menteri Energi Rusia Alexander Novak pada Jumat (20/5/2016), persediaan minyak global masih melampaui jumlah permintaan sekitar 1,5 juta barel per hari.
“Sulit untuk bertransaksi dengan adanya volatilitas yang sedang terjadi pada harga minyak,” kata Jonathan Barratt, chief investment officer Sydney's Ayers Alliance. “Dengan terhitung stabilnya jumlah rig AS, masyarakat sekarang menanti apakah para produsen akan memulai produksinya kembali.”