Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sritex (SRIL) Terbitkan Surat Utang Rp5,7 Triliun

Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. menerbitkan obligasi global dengan nilai US$420 juta setara dengan Rp5,7 triliun (kurs Rp13.575 per dolar AS) untuk refinancing.
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Setiawan Lukminto (tengah), berbincang dengan Wakil Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto (kiri), dan Komisaris Utama Susyana, seusai paparan publik di Jakarta, Senin (29/6/2016). Sritex membagikan dividen tunai sebesar Rp100 miliar pada tahun ini. /Bisnis.com
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Setiawan Lukminto (tengah), berbincang dengan Wakil Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto (kiri), dan Komisaris Utama Susyana, seusai paparan publik di Jakarta, Senin (29/6/2016). Sritex membagikan dividen tunai sebesar Rp100 miliar pada tahun ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. menerbitkan obligasi global dengan nilai US$420 juta setara dengan Rp5,7 triliun (kurs Rp13.575 per dolar AS) untuk refinancing.

Iwan Setiawan Lukminto, Direktur Utama Sri Rejeki Isman, mengatakan penerbitan surat utang dijamin oleh perseroan dan PT Sinar Pantja Djaja, melalui Golden Legacy Pte. Ltd. sebagai penerbit.

"Perseroan bermaksud menggunakan dana bersih hasil dari surat utang untuk membeli kembali setiap dan seluruh surat utang lama senilai US$270 juta berbunga 9% yang jatuh tempo 2019," katanya dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Senin (23/5/2016).

Pembelian kembali atau refinancing dilakukan melalui penawaran tender kepada pemegang obligasi lama. Setelah refinancing, perseroan akan menyalurkan dana tersisa kepada Golden Montain Textile and Trading Pte. Ltd. melalui penyerapan saham baru.

Golden Legacy yang merupakan anak usaha perseroan juga berencana memberikan pinjaman dari sisa global bonds melalui utang antarperusahaan. Utang itu nantinya digunakan untuk membayar pinjaman modal kerja, dan sisanya bagi kebutuhan perusahaan secara umum.

Obligasi global itu akan ditawarkan di luar negeri dan akan dicatat di bursa saham Singapura. Menurut Iwan, pembayaran pokok atas pinjaman perseroan akan membuat likuiditas menjadi lebih fleksibel.

"Selain itu, surat utang juga akan digunakan untuk membiayai kegiatan umum perseroan yang nantinya juga akan meningkatkan likuiditas dan keuntungan perseroan," jelasnya.

Memang, pada awal Februari lalu, Iwan membatalkan rencana emisi obligasi global senilai US$420 juta untuk pembangunan power plant. Emiten bersandi SRIL itu tadinya akan menggunakan dana obligasi untuk pembangunan pembangkit listrik.

Rencana emisi obligasi global itu telah mendapatkan restu dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada September 2015. Manajemen diperbolehkan menerbitkan surat utang global senilai US$420 juta, termasuk untuk refinancing, hingga Agustus 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper