Bisnis.com, JAKARTA— Harga surat utang negara (SUN) pada perdagangan Senin (23/5/2016) diprediksi bergerak bervariasi dengan arah pergerakan yang ditentukan oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Analis fixed income PT MNC Securities mengatakan kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan membuka peluang terjadinya koreksi harga SUN di pasar sekunder menjelang pelaksanaan lelang penjualan SUN pada Selasa, 24 Mei 2016.
Pemerintah menargetkan untuk menerbitkan SUN senilai Rp12 triliun pada lelang tersebut dari empat seri SUN yang ditawarkan kepada investor. Menjalang lelang, harga SUN akan bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami koreksi harga.
Adapun dari pasar surat utang global, imbal hasil surat utang global bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, meskipun terbatas. Hal tersebut terlihat pada imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun yang pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup pada level 1,84% dari posisi 1,85% pada penutupan sebelumnya. Hal yang sama juga didapati pada surat utang Jerman (Bund) yang juga ditutup turun pada level 0,167% dari posisi penutupan sebelumnya 0,17%.
Sementara itu, secara teknikal, harga SUN masih berada pada tren penurunan, sehingga dalam jangka pendek masih terbuka peluang untuk mengalami penurunan harga. Dengan kondisi tersebut investor disarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN dengan menerapkan strategi trading jangka pendek di tengah kondisi pasar SUN yang masih bergerak berfluktuasi.
“Bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek, kami sarankan untuk memperpendek durasi guna mengurangi resiko akibat koreksi harga SUN,” katanya dalam riset, Senin (23/5/2016).
Adapun bagi investor dengan horizon jangka panjang, koreski harga yang terjadi dapat dijadikan momentum untuk melakukan akumulasi secara bertahap dengan pilihan pada SUN dengan tenor panjang seperti seri FR0071, FR0073, FR0058, FR0068, FR0072, dan FR0067.