Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak naik melesat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (20/5/2016) dipicu oleh beberapa sentimen termasuk gejolak di Nigeria.
Harga minyak WTI kontrak Juni melesat sebesar 1,14% atau 0,55 poin ke US$48,71 per barel pada pukul 10.23 WIB setelah dibuka dengan penguatan tipis sebesar 0,08% atau 0,04 poin ke US$48,20 per barel.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juli juga naik 0,88% atau 0,43 poin ke US$49,24 per barel, melanjutkan penguatan pada awal perdagangan ketika dibuka dengan kenaikan sebesar 0,18% di level 48,90.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini menyusul gejolak yang terjadi Nigeria, bangkrutnya perusahaan minyak di AS, serta krisis yang dialami Venezuela. Kesemua hal tersebut berkontribusi terhadap pengetatan suplai.
Akan tetapi di sisi lain, stok melimpah di berbagai wilayah juga mencegah kejatuhan persediaan dan peningkatan harga yang tajam.
Dalam risetnya, ANZ bank menjelaskan bahwa gangguan pasokan tak terduga di seluruh dunia, selain penurunan produksi di AS, sejumlah sekitar 2,5 juta bph pada hakekatnya mengikis kelebihan produksi yang telah menyeret turun harga sebesar lebih dari 70% antara 2014 dan awal 2016.
“Gangguan pasokan mengakibatkan pasar minyak terus berfluktuasi.. sejalan dengan adanya isu ini, kita harap risiko suplai yang meningkat akan memberi harga di pasar,” paparnya.
Produksi minyak di Nigeria mengalami tekanan lebih lanjut kemarin setelah pengacau manghadang akses ke terminal XOM.N Exxon Mobil.