Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah ditutup melemah 43 poin atau 0,32% ke Rp13.608 per dolar AS pada perdagangan Jumat (20/5/2016).
Adapun, pergerakan rupiah ke depan diprediksi bakal dipengaruhi oleh data pertumbuhan ekonomi AS yang dirilis pekan depan.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang hari ini kurs rupiah bergerak di kisaran Rp13.558 per dolar AS hingga Rp13.678 per dolar AS.
Bank Indonesia mematok kurs tengah di posisi Rp13.573 per dolar AS siang ini, Jumat (20/5/2016), terdepresiasi sebesar 0,78% atau 106 poin dari posisi Rp13.467 per dolar AS pada Kamis (19/5/2016).
Kurs jual ditetapkan di Rp13.641 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.505 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp136.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi hinggahari ini juga masih dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal. Salah satunya, hasil notulensi FOMC Minutes yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS pada Juni 2016.
Josua sendiri belum bisa memperkirakan sejauh mana pelemahan nilai tukar rupiah terjadi. Dia menilai, penguatan rupiah bisa terjadi bila rilis data PDB Amerika Serikat yang rilis pekan depan tidak begitu baik.
Namun demikian, bila rilis PDB AS tersebut bagus dan memperkuat kemungkinan the Fed bakal menaikan suku bunganya, maka pelemahan rupiah akan terus terjadi.
“Saya pikir harus dilihat perkembangan data AS minggu depan. Kalau memang tidak begitu baik, maka ada ruang penguatan, tetapi kalau bagus, membuka ruang pelemahan yang lebih besar,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (20/5/2016).
Pasar juga menunggu data Eropa yang akan keluar pekan depan. Bila data yang keluar buruk, itu akan membuat dolar AS semakin kuat. Dia berharap, pelemahan ini hanya berupa teknikal saja.”Karena pada Mei juga biasanya memang terjadi koreksi. "Kita harapkan dampaknya tidak begitu berlebihan juga. Ini masih kemungkinan sampai the Fed benar-benar menaikan suku bunga Juni nanti.”
Menurutnya, Bank Indonesia juga tidak akan membiarkan pelemahan rupiah terus terjadi.
“Mungkin bisa didukung dengan paket kebijakan. Otoritas keuangan harus lebih berkoordinasi agar rupiah tidak melangkah ke level Rp14.000,” tambahnya.
Berikut kurs rupiah di pasar spot:
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
20 Mei | 13.608 | -0,32 |
19 Mei | 13.565 | -1,38 |
18 Mei | 13.380 | -0,64 |
17 Mei | 13.295 | +0,11 |
16 Mei | 13.310 | +0,11 |
Sumber: Bloomberg,2016.