Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki Mei 2016, harga batu bara acuan (HBA) tidak mampu mempertahankan tren kenaikan yang terjadi sejak Maret 2016 dengan mengalami penurunan sebesar 2,14%.
HBA Mei 2016 tercatat senilai US$51,2 per ton atau turun US$1,12 dibandingkan dengan HBA April 2016 senilai US$52,32 per ton. HBA bulan ini tersebut hanya sedikit di atas HBA terendah yang terjadi pada Februari 2016 senilai US$50,92 per ton.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan penurunan pada HBA pada bulan ini memang sesuai perkiraan. Hal ini dikarenakan tren kenaikan yang terjadi pada Maret dan April lalu bersifat tidak biasa.
"Maret dan April ada finalisasi kontrak batu bara dari Australia ke Jepang. Karena kontrak berlaku satu tahun, maka ada sentimen naik yang dilakukan oleh pengelola indeks di Australia," katanya di Jakarta, Senin (16/5/2016).
Setelah kontrak tersebut ditandatangani, maka tren pergerakan harga batu bara kembali normal, yakni berdasarkan permintaan dan pasokan. Adapun saat ini, pasokan memang lebih banyak dari permintaan.
Sujatmiko menilai sempat terganggunya pengiriman batu bara ke Filipina dari Indonesia akibat faktor keamanan di perairan sekitar negara tersebut tidak terlalu berpengaruh. Pasalnya, volume yang seharusnya dikirim tidak besar.
"Kondisi pengiriman batu bara ke Filipina tidak berpengaruh signifikan terhadap HBA," tuturnya.