Bisnis.com, JAKARTA – Bursa emerging markets melemah di tengah penurunan harga minyak dan kekhawatiran bahwa bank sentral AS akan menjadi lebih hawkish pada pertemuan pekan ini hingga menurunkan permintaan aset berisiko di negara berkembang.
Indeks MSCI Emerging Markets ditutup melemah 0,7% ke posisi 839,20. Seluruh sektor industri pada indeks melemah, dipimpin oleh sektor bahan baku dan finansial.
"Bukan hanya kekhawatiran sekitar the Fed pekan ini menyebabkan penurunan di pasar negara berkembang, tetapi juga reaksi terhadap rumor pekan lalu bahwa bank sentral China akan memberikan stimulus lebih. Fundamental emerging market masih lemah, sehingga kenaikan imbal hasil AS akan menekan bursa berjangka dan akhirnya bursa saham emerging market," kata Michael Wang dari Amiya Capital LLP kepada Bloomberg.
Reli pada asset emerging market memudar sejak pertengahan Februari karena investor mencari kemungkinan apakan data tenaga kerja AS terbaru akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan.
Shanghai Composite Index melemah 0,4% setelah merosot 3,9% pekan lalu. Bursa komoditas di kota Zhengzhou dan Dalian menyatakan Jumat lalu bahwa mereka akan menaikkan persyaratan margin pada kontrak berjangka kapas dan batubara termal menyusul langkah serupa pada kontrak baja tulangan dan bijih besi awal pekan ini.
Di Brasil, indeks Ibovesba melemah 1,6%, didorong oleh saham produsen bijih besi terbesar, Vale SA, yang melemah 7,5%. Sementara itu, saham Petrobras merosot 4,3%.
Indeks Micex di Rusia melemah 0,6%. Magnit PJSC paling berkontribusi terhadap pelemahan indeks, dengan anjlok hingga 7,3% setelah membukukan pendapatan kuartal I yang di bawah perkiraan.