Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Kamis (21/4/2016), ditutup ke level 4.903,09. Indeks naik 26,49 poin atau 0,54%.
Saat membuka perdagangan, IHSG naik 0,17% atau 8,33 poin ke level 4.884,92.
Kemarin, IHSG ditutup melemah 0,11% atau 5,33 poin ke posisi 4.876,60 setelah dibuka pada level 4.876,25.
IHSG berhasil menguat di saat pasar menunggu putusan besaran BI Rate. Bank Indonesia memutuskan suku bunag acuan dipertahankan di angka 6,75%.
Indeks harga saham gabungan ditutup menguat 26,49 poin atau 0,54% ke level 4.903,09 pada penutupan perdagangan Kamis (21/4/2016) ditopang oleh sentimen positif dari global.
IHSG mampu mencetak prestasinya pada perdagangan hari ini, yaitu mampu menembus 4.900. Terakhir level tersebut terjadi pada 23 Juli 2015.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.884,92-4.906,03. Dari 527 saham yang diperdagangkan, sebanyak 151 saham menguat, 147 saham melemah, dan 229 saham stagnan.
Dari sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, 6 sektor menguat dengan kenaikan terbesar dialami sektor tambang dengan kenaikan 1,95%, disusul oleh sektor industri dasar 1,15% . Adapun 3 sektor lainnya melemah dipimpin sektor aneka industri dengan pelemahan 0,61%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah ditutup melemah 9 poin atau 0,07% ke level Rp13.153 terhadap dolar AS.
Analis PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan penguatan IHSG pada perdagangan hari ini lebih dipengaruhi oleh sentimen global dan harga minyak yang menguat. Begitu juga dengan data makro ekonomi yang cukup positif.
“Banyak sentimen positif, rencana reverse repo itu juga memberikan katalis positif. Untuk jangka panjang ini cukup positif, ada antisipasi kebijakan,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (21/4/2016).
IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (21/4/2016), ditutup ke level 4.903,09. Indeks naik 26,49 poin atau 0,54%.
Mengawali perdagangan sesi II, IHSG naik 0,57% atau 27,77 poin ke level 4.904,37.
Sektor pertambangan dan finansial masih mencatat kenaikan tertinggi dengan naik 2,3% dan 1,07%.
Mengakhiri sesi I perdagangan hari ini, Kamis (21/4/2016), IHSG naik 0,54% atau 26,31 poin ke level 4.902,91.
IHSG terus melaju, naik 0,51% atau 24,7 poin ke level 4.901,3 pada pertengahan perdagangan sesi I hari ini.
Sembilan indeks sektoral seluruhnya menguat dengan indeks finansial menjadi penopang utama indeks dengan naik 0,76%.
Pada hari ini, investor juga sedang menanti hasil rapat dewan gubernur (RDG) BI, salah satunya terkait penetapan suku bunga acuan (BI rate).
Dalam sejam pertama perdagangan IHSG masih bertahan di zona hijau dengan naik 0,35% atau 16,95 poin ke level 4.893,54.
Membuka perdagangan pagi ini, Kamis (21/4/2016), indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 0,17% atau 8,33 poin ke level 4.884,92.
Bursa AS dan bursa Asia bergerak naik di tengah penguatan kontrak berjangka minyak mentah yang naik ke level tertinggi dalam lima bulan.
Bursa AS menguat setelah sejumlah emiten mengumumkan kinerja usaha yang lebih baik dari estimasi.
Indeks Standard & Poor’s 500 menguat 0,1% ke level 2.102,40, Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 42,67 poin atau 0,2% ke level 18.096,27.
Adapun Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,6% ke level 133,23 pada perdagangan Kamis (21/4/2016) pukul 07.05 WIB.
Bursa Asia menguat di tengah tanda-tanda stabilisasi pertumbuhan China dan minyak ditransaksikan di atas US$43 per barel.
Indeks Jepang Topix naik 1,4%, indeks Korea Selatan Kospi naik 0,6%, indeks Australia S&P/ASX 200 naik 0,6%, indeks Selandia Baru S&P/NZX 50 naik 0,1%.
The Federal Reserve juga memberi sinyal perlambatan laju kenaikan suku bunga.
"Perbaikan fundamental dan fakta The Fed masih akan mempertahankan suku bunga untuk sementara waktu membantu sentimen positif bagi pasar," ujar Kirk Hartman, Chief Investment Officer Wells Capital Management, seperti dikutip dari Bloomberg.
Lebih lanjut dia mengatakan orang-orang menjadi lebih positif juga terhadap China. Pelaku pasar menyadari China tidak akan mengalami "pendaratan yang kasar". Stabilisasi di China berarti menunjukkan adanya kelanjutan permintaan bagi minyak dan energi, yang akan menstabilkan harga minyak.