Corporate Secretary DPUM, Imelda Feryani, mengatakan perseroan telah mengantongi izin ekspor udang dari U.S Food and Drug Administration. "Udang punya value yang tinggi dan kami juga punya chance yang besar karena demand udang tidak pernah lesu," ujarnya di Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Dia mengatakan, di samping ekspor udang, perseroan juga berencana memperkuat ekspor ikan ke Malaysia, Thailand, dan China. Imelda mengatakan, pasar ekspor merupakan salah satu kontributor yang penting bagi pertumbuhan pendapatan perseroan.
Sepanjang 2015, pendapatan DPUM meningkat 142% menjadi Rp732,16 miliar. Pendapatan dari penjualan ikan tumbuh 148% menjadi Rp592,15 miliar sedangkan pertumbuhan pendapatan dari penjualan udang melonjak hingga 233% menjadi Rp140 miliar. "Sales kami bisa naik karena 2015 kamu sudah mulai ekspor," ujarnya.
Kendati demikian, Imelda tidak merinci porsi penjualan dari pasar ekspor. Namun, dalam catatan Bisnis.com, tahun lalu porsi penjualan ekspor mencapai 20% dari total penjualan. Sekitar 50%--60% porsi ekspor disumbang penjualan ke Jepang. Hingga 2018, Dua Putra Makmur memproyeksi porsi ekspor meningkat hingga 40%--50% dari total penjualan.
Oleh karena itu, perusahaan berkode emiten DPUM itu gencar melakukan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas. Imelda mengatakan, hingga akhir tahun perseroan akan menambah kapasitas cold storage hingga memiliki kapasitas 20.000 ton atau bertambah 16.000 ton dari posisi tahun lalu.
Sumber dana untuk meningkatkan kapasitas cold storage berasal dari dana hasil penawaran umum perdana atau IPO sebanyak Rp200 miliar. Sebagaimana diketahui, DPUM melantai di bursa di penghujung 2015 dan meraup Rp921 miliar dari aksi korporasi tersebut. Selain cold storage, sebanyak Rp130 miliar juga akan dibelanjakan untuk menambah sepuluh kapal sedangkan alokasi lainnya untuk kebutuhan modal kerja.