Bisnis.com, JAKARTA -- Fame Bridge Investment Limited menjual seluruh saham tersisa di PT Puradelta Lestari Tbk ke AFP International Capital Pte Ltd.
Fame Bridge melepas 3.857.010.000 lembar saham seharga Rp208 per lembar atau setara Rp802,25 miliar.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (1/4/2016), Tondy Suwanto, Direktur Puradelta, mengatakan transaksi itu berlangsung pada 30 Maret 2016.
Penjualan saham milik Fame Bridge Investment membuat perusahaan investasi itu tidak lagi memiliki saham di Puradelta. Di lain pihak, penjualan saham itu membuat porsi pemilikan AFP International, anak usaha Sinarmas Land Ltd meningkat menjadi 63,87%.
Sebelumnya, pada 1 Maret 2016, Sinarmas Land juga telah membeli 6.987.565.000 lembar saham Puradelta seharga Rp210 per lembar atau setara Rp1,46 triliun.
Akuisisi tersebut menyebabkan porsi pemilikan saham Sinarmas Land meningkat dari 44,46% menjadi 58,96%. Alhasil, sejauh ini Sinarmas Land telah merogoh kocek hingga Rp2,262 triliun untuk meningkatkan porsi pemilikan di Puradelta.
Di sisi lain, perusahaan berkode emiten DMAS itu juga tengah mengkaji untuk menambah jumlah saham yang beredar di publik sebesar 10% sehingga total saham beredar akan menjadi 20%.
Direktur Puradelta, Hermawan Wijaya mengatakan rencana tersebut merupakan kelanjutan dari rencana awal pemegang saham saat melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada Mei 2015 lalu. "Untuk float, target kita memang 20%, size yang cukup untuk liquidity, tapi karena market condition kita cuman lepas 10%," jelasnya.
Awalnya, Puradelta mengincar dana dari IPO di kisaran Rp2,2 triliun--Rp3,7 triliun dengan melepas sebanyak-banyaknya 10,84% miliar lembar saham atau 20% dari modal disetor. Namun, kondisi pasar yang tidak kondusif tahun lalu membuat Puradelta memangkas target perolehan dana.
Alhasil, tahun lalu, perusahaan berkode emiten DMAS itu melepas 4.819.811.100 lembar saham ke publik dan meraup Rp1,01 triliun. Hingga Desember 2015, DMAS telah menggunakan dana IPO sebanyak Rp704,49 miliar untuk akuisisi lahan, modal kerja, dan pembangunan infrastruktur kawasan. Adapun, dana IPO yang masih tersisa mencapai Rp273,11 miliar.
Hermawan mengatakan,rencana penambahan jumlah saham beredar akan tergantung dengan kondisi pasar modal. Perseroan belum menentukan waktu dan skema yang akan digunakan untuk menambah jumlah saham beredar di masyarakat. "Potensi untuk itu memungkinkan, kapannya kita gak tahu. Siapa yang mau lepas juga tergantung pemegang saham," pungkasnya.