Bisnis.com, JAKARTA - Aksi unjuk rasa oleh pengemudi taksi konvensional yang terjadi beberapa waktu lalu diklaim lantaran pendapatan driver menurun. Tapi ternyata pendapatan dan laba bersih perusahaan taksi PT Blue Bird Tbk. (BIRD) justru meningkat.
Purnomo Prawiro, Direktur Utama Blue Bird, dalam laporan keuangan yang dirilis pada Kamis (31/3/2016), menyebutkan pendapatan perseroan naik 14% menjadi Rp5,47 triliun pada 2015 dari sebelumnya Rp4,75 triliun.
Beban langsung juga melonjak 14,9% menjadi Rp3,8 triliun dari Rp3,3 triliun. Sehingga, laba kotor yang dikantongi taksi Blue Bird melonjak 15% menjadi Rp1,67 triliun dari Rp1,4 triliun.
Pada saat bersamaan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk melonjak 12,18% menjadi Rp824,02 miliar dari tahun sebelumnya Rp734,55 miliar. Laba per saham dasar juga naik menjadi Rp329 dari sebelumnya Rp336.
Dia menjelaskan pendapatan taksi regular BIRD pada 2015 tumbuh sekitar 15% dibandingkan dengan 2014, sejalan dengan pendapatan konsolidasi yang naik sekitar 15% per tahun.
Lonjakan itu didorong kenaikan tarif, yakni pemerintah menyetujui kenaikan tarif taksi regular per Km dari Rp3.600/km ke Rp4.000/km atau terdapat kenaikan sekitar 11% dari 2014.
Kemudian, adanya kenaikan jumlah armada operasional taksi regular yang naik sekitar 8% pada 2015 menjadi 19.377 unit dari 17.882 unit tahun sebelumnya.
Sementara itu, biaya langsung taksi regular BIRD pada 2015 naik 16% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Memang, kenaikan itu lebih tinggi dari lonjakan biaya langsung konsolidasi 2015 yang naik sekitar 15%.
Kenaikan biaya langsung ini terutama disebabkan oleh dua komponen biaya yaitu kenaikan kompensasi kepada pengemudi dan beban bahan bakar (BBM).
Harga BBM secara rata-rata tertimbang naik sekitar 7% pada 2015 dibandingkan dengan 2014, dan kenaikan jumlah armada taksi regular naik 5% menjadi 26.719 unit pada 2015.
Kompensasi kepada pengemudi merupakan komponen biaya langsung terbesar yaitu sekitar Rp1,4 triliun pada 2015 dibandingkan dengan sekitar Rp1,1 triliun tahun sebelumnya. Hal itu mencerminkan kenaikan sekitar 20% pada 2015 dibandingkan dengan 2014.
Adapun, kompensasi kepada pengemudi ini mencerminkan shared revenues dari BIRD kepada pengemudi regular taksi sebesar 31,4% dari pendapatan pada 2015, yang lebih besar dibandingkan dengan 30,3% pada 2014.
Jumlah itu tercatat lebih besar dibandingkan dengan beban bahan bakar yang mencapai 22,8% dari pendapatan pada 2015, relatif tidak berubah dibandingkan dengan 2014 sebesar 22,8% dari total pendapatan.
Laba bersih taksi regular BIRD pada 2015 naik sekitar 15% menjadi Rp643 miliar dibandingkan dengan Rp559 miliar pada 2014. Sedangkan, laba bersih konsolidasi naik sekitar 12% menjadi Rp824 miliar dibandingkan dengan Rp735 miliar.
Kenaikan laba bersih tersebut juga didorong oleh penurunan biaya bunga. Penurunanan biaya bunga ini disebabkan belanja yang dilakukan oleh Perseroan dengan dana hasil IPO.
Marjin laba bersih taksi regular pada 2015 mencapai sekitar 14,4%, relatif tidak berubah dibandingkan dengan 2014 sebesar 14,4%.